Jakarta: Penataan bantaran Kali Karang di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi lahan terbuka hijau disebut akan turut meningkatakan ekonomi kerakyatan masyarakat setempat. Apalagi lahan seluas sekitar 2,5 hektare itu masih menjadi lahan terbengkalai hingga kini.
Camat Penjaringan Mohammad Andri mengatakan sekitar 11 persen lahan di bantaran Kali Karang sudah memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) untuk fasilitas ruang interaktif warga, sarana olahraga (lintasan lari), perparkiran, dan pusat kuliner. Proses perizinan dilaksanakan sesuai aturan melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) tingkat provinsi.
"Nanti, area kulinernya bisa menampung pedagang kecil mandiri (PKM) binaan Suku Dinas KUMKMP (Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan) Jakarta Utara," ujarnya, melalui keterangan tertulis, Rabu, 12 Desember 2018.
Dijelaskan Andri, penataan akan membuat kawasan lebih indah dan tertata. Keberadaan area parkir, menurutnya, akan mengatasi persoalan parkir liar di sepanjang Jalan Pluit Karang Indah Timur. "Konsep penataannya menyeluruh dan memberdayakan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Pemerhati persoalan ibu kota, Saiful Jihad, mengatakan sarana olahraga untuk warga harus menjadi prioritas. "Penataan Kali Karang itu positif dan bagus karena lahan kosong dan menganggur harus dimanfaatkan," ujarnya.
Apalagi, kata Saiful, penataan ini juga memperhatikan keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pedagang kaki lima (PKL). "Kalau ada yang menolak ya artinya mereka sama saja membunuh nasib wong cilik," ucapnya.
Dia yakin bantaran Kali Karang menjadi sarana wisata alternatif bagi warga. "Dulu di sana sarang ular dan semak belukar. Jika jadi sarana olahraga ya bagus dong. Apalagi bisa menambah pendapatan daerah," tambahnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/3NOBBZ0K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Penataan bantaran Kali Karang di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi lahan terbuka hijau disebut akan turut meningkatakan ekonomi kerakyatan masyarakat setempat. Apalagi lahan seluas sekitar 2,5 hektare itu masih menjadi lahan terbengkalai hingga kini.
Camat Penjaringan Mohammad Andri mengatakan sekitar 11 persen lahan di bantaran Kali Karang sudah memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) untuk fasilitas ruang interaktif warga, sarana olahraga (lintasan lari), perparkiran, dan pusat kuliner. Proses perizinan dilaksanakan sesuai aturan melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) tingkat provinsi.
"Nanti, area kulinernya bisa menampung pedagang kecil mandiri (PKM) binaan Suku Dinas KUMKMP (Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan) Jakarta Utara," ujarnya, melalui keterangan tertulis, Rabu, 12 Desember 2018.
Dijelaskan Andri, penataan akan membuat kawasan lebih indah dan tertata. Keberadaan area parkir, menurutnya, akan mengatasi persoalan parkir liar di sepanjang Jalan Pluit Karang Indah Timur. "Konsep penataannya menyeluruh dan memberdayakan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Pemerhati persoalan ibu kota, Saiful Jihad, mengatakan sarana olahraga untuk warga harus menjadi prioritas. "Penataan Kali Karang itu positif dan bagus karena lahan kosong dan menganggur harus dimanfaatkan," ujarnya.
Apalagi, kata Saiful, penataan ini juga memperhatikan keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pedagang kaki lima (PKL). "Kalau ada yang menolak ya artinya mereka sama saja membunuh nasib wong cilik," ucapnya.
Dia yakin bantaran Kali Karang menjadi sarana wisata alternatif bagi warga. "Dulu di sana sarang ular dan semak belukar. Jika jadi sarana olahraga ya bagus dong. Apalagi bisa menambah pendapatan daerah," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
