medcom.id, Jakarta: Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama pernah marah lantaran pembangunan proyek Simpang Susun Semanggi dianggarkan Rp500 miliar. Setelah dihitung ulang, proyek itu hanya memakan dana Rp360 miliar.
Proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi tidak menggunakan APBD DKI. Jalan layang itu diambil dari dana kompensasi kelebihan Koefisien Luas Bangunan (KLB) salah satu perusahaan swasta di Jakarta.
Baca: Malam Minggu, Simpang Susun Semanggi Sudah Bisa Dinikmati
"Untuk membangun itu awal perencanaan habis Rp500 miliar. Maka Pak Ahok marah, suruh hitung ulang, tunjuk yang bagus. Setelah dihitung ulang, habis Rp360 miliar," kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juli 2017.
Djarot mengungkapkan, total kewajiban dana perusahaan swasta yang harus dibayar ke DKI sebesar Rp600 miliar. Sementara, pembangunan Simpang Susun Semanggi hanya menelan dana sekitar Rp360 miliar. DKI berencana meminta perusahaan tersebut membangun infrasturktur lain dari sisa kelebihan dana yang dibayarkan perusahaan.
Baca: Simpang Susun Semanggi jadi Ikon Baru Jakarta
"Artinya kita punya sisa banyak. Sisanya kita bikin trotoar dan ducting. Saya sudah sampaikan ke pak Sekda dan sudah ditandatangani perjanjian kerjasamanya," ujar Djarot.
Djarot mengatakan, trotoar yang bakal dibangun berlokasi di sekitaran Simpang Susun Semanggi, yakni dari Bendungan Hilir sampai ke kuda Bundaran HI. "Agar wajah Jakarta betul bagus. Bukan Simpang Susun Semanggi saja," ujarnya.
Uji coba Simpang Susun Semanggi rencana dilakukan malam ini, pukul 19.00 WIB. Uji coba ini dilakukan untuk memastikan keamanan infrastuktur, penerangan serta melihat perilaku pengendara.
Selama uji coba dilakukan, DKI tetap melakukan sejumlah finishing. Seperti marka jalan, penerangan dan rambu-rambu lalu lintas di Simpang Susun Semanggi.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8ko0VXdK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama pernah marah lantaran pembangunan proyek Simpang Susun Semanggi dianggarkan Rp500 miliar. Setelah dihitung ulang, proyek itu hanya memakan dana Rp360 miliar.
Proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi tidak menggunakan APBD DKI. Jalan layang itu diambil dari dana kompensasi kelebihan Koefisien Luas Bangunan (KLB) salah satu perusahaan swasta di Jakarta.
Baca:
Malam Minggu, Simpang Susun Semanggi Sudah Bisa Dinikmati
"Untuk membangun itu awal perencanaan habis Rp500 miliar. Maka Pak Ahok marah, suruh hitung ulang, tunjuk yang bagus. Setelah dihitung ulang, habis Rp360 miliar," kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juli 2017.
Djarot mengungkapkan, total kewajiban dana perusahaan swasta yang harus dibayar ke DKI sebesar Rp600 miliar. Sementara, pembangunan Simpang Susun Semanggi hanya menelan dana sekitar Rp360 miliar. DKI berencana meminta perusahaan tersebut membangun infrasturktur lain dari sisa kelebihan dana yang dibayarkan perusahaan.
Baca:
Simpang Susun Semanggi jadi Ikon Baru Jakarta
"Artinya kita punya sisa banyak. Sisanya kita bikin trotoar dan ducting. Saya sudah sampaikan ke pak Sekda dan sudah ditandatangani perjanjian kerjasamanya," ujar Djarot.
Djarot mengatakan, trotoar yang bakal dibangun berlokasi di sekitaran Simpang Susun Semanggi, yakni dari Bendungan Hilir sampai ke kuda Bundaran HI. "Agar wajah Jakarta betul bagus. Bukan Simpang Susun Semanggi saja," ujarnya.
Uji coba Simpang Susun Semanggi rencana dilakukan malam ini, pukul 19.00 WIB. Uji coba ini dilakukan untuk memastikan keamanan infrastuktur, penerangan serta melihat perilaku pengendara.
Selama uji coba dilakukan, DKI tetap melakukan sejumlah finishing. Seperti marka jalan, penerangan dan rambu-rambu lalu lintas di Simpang Susun Semanggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)
