Jakarta: Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyebut jumlah kendaraan yang beroperasi di Jabodetabek mencapai 48,5 juta unit per hari. Tak heran, di mana-mana macet.
"Pergerakan kendaraan harus dibatasi," kata Direktur Lalu Lintas BPTJ Karlo Manik di Jakarta Pusat, Selasa, 6 Maret 2018.
Menurut dia, pemerintah tak bisa terus-terusan membangun jalan. "Pertumbuhan jalan di bawah 1 persen per tahun, sementara pertumbuhan kendaraan di atas 10 persen. Bagaimana mau mengimbangi, Jakarta akan habis," imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah itu, harus dibangun ekosistem angkutan massal. Seperti menerapkan Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) di tol.
Menurutnya, satu bus TransJakarta bisa mengangkut 120 orang. Artinya, satu bus bisa menggantikan 80 mobil pribadi. Sebab, rata-rata mobil pribadi hanya membawa satu hingga dua orang. "Satu bus itu bisa bawa orang dari 80 mobil pribadi," kata Karlo.
Baca: Warga Tolak Sistem Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek
Dia mengungkapkan, di pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur akan diberlakukan ganjil genap. Sebagai gantinya, disiapkan 60 bus premium di Mall Mega City dan Grand Dika Bekasi. Langkah ini digadang-gadang bisa menggerus volume kendaraan yang masuk ke GT Bekasi Barat dan Timur.
"Di sana itu 4.400 kendaraan masuk, kalau ganjil genap dan pindah ke angkutan umum, bisa dipangkas hingga 2.200 kendaraan per hari," imbuhnya.
Terkait tarif, warga cukup membayar Rp20 ribu sekali jalan. Masyarakat yang hendak memarkir mobil bisa menitipkan di Mall Mega City dan Grand Dika Bekasi, dengan tarif parkir Rp 10 ribu per hari. Perhitungan biaya ongkos Rp 60 ribu per hari dikatakan Karlo sangat terjangkau, jika dibandingkan biaya bensin mobil harian dari Bekasi ke Jakarta.
"Ini jelas lebih terjangkau, daripada beli bensin ratusan ribu per hari dari Bekasi ke Jakarta. Bus yang kita sediakan juga premium, ada colokan, wifi dan fasilitas lainnya," kata Karlo.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GNlJ0m9k" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyebut jumlah kendaraan yang beroperasi di Jabodetabek mencapai 48,5 juta unit per hari. Tak heran, di mana-mana macet.
"Pergerakan kendaraan harus dibatasi," kata Direktur Lalu Lintas BPTJ Karlo Manik di Jakarta Pusat, Selasa, 6 Maret 2018.
Menurut dia, pemerintah tak bisa terus-terusan membangun jalan. "Pertumbuhan jalan di bawah 1 persen per tahun, sementara pertumbuhan kendaraan di atas 10 persen. Bagaimana mau mengimbangi, Jakarta akan habis," imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah itu, harus dibangun ekosistem angkutan massal. Seperti menerapkan Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) di tol.
Menurutnya, satu bus TransJakarta bisa mengangkut 120 orang. Artinya, satu bus bisa menggantikan 80 mobil pribadi. Sebab, rata-rata mobil pribadi hanya membawa satu hingga dua orang. "Satu bus itu bisa bawa orang dari 80 mobil pribadi," kata Karlo.
Baca: Warga Tolak Sistem Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek
Dia mengungkapkan, di pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur akan diberlakukan ganjil genap. Sebagai gantinya, disiapkan 60 bus premium di Mall Mega City dan Grand Dika Bekasi. Langkah ini digadang-gadang bisa menggerus volume kendaraan yang masuk ke GT Bekasi Barat dan Timur.
"Di sana itu 4.400 kendaraan masuk, kalau ganjil genap dan pindah ke angkutan umum, bisa dipangkas hingga 2.200 kendaraan per hari," imbuhnya.
Terkait tarif, warga cukup membayar Rp20 ribu sekali jalan. Masyarakat yang hendak memarkir mobil bisa menitipkan di Mall Mega City dan Grand Dika Bekasi, dengan tarif parkir Rp 10 ribu per hari. Perhitungan biaya ongkos Rp 60 ribu per hari dikatakan Karlo sangat terjangkau, jika dibandingkan biaya bensin mobil harian dari Bekasi ke Jakarta.
"Ini jelas lebih terjangkau, daripada beli bensin ratusan ribu per hari dari Bekasi ke Jakarta. Bus yang kita sediakan juga premium, ada colokan, wifi dan fasilitas lainnya," kata Karlo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)
