Metrorvnews.com Jakarta: Aksi mogok metromini memberikan keuntungan buat pengendara ojek. Penghasilan pengendara ojek naik hingga 30 persen.
"Gara-gara metromini mogok orderan penumpang bertambah sampai 20 sampai 30 persen," ujar Jupri, salah satu ojek di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (21/12/2015)).
Senada dengan Jupri, pengendara ojek lainnya juga mengaku mendapat keuntungan dari aksi mogok supir metromini. "Bertambah biasanya saya hanya dapet 2-3 penumpang sekarang bisa lima penumpang per-harinya, yang biasanya naik metromini jadi naik ojek," ucap Ari, tukang ojek yang mangkal di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, puluhan sopir metromini menggelar aksi mogok, lantaran tindakan tegas Dishub DKI Jakarta yang merazia dan mengandangkan ratusan metromini. Hingga Sabtu, 19 Desember sebanyak 217 metromini dikandangkan di Rawa Buaya lantaran tak layak jalan. Aksi mogok tersebut telah digelar Sabtu (19/12/2015) dan Senin (21/12/2015).
Aksi mogok metromini ini, ternyata tak menuai simpati masyarakat. Sebab aksi mogok metromini malah berdampak lancarnya sejumlah ruas jalan di Jakarta.
Seperti yang terjadi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Aksi mogok sopir Metromini memberikan dampak baik pada pengguna jalan. Jalan yang lengang membuat pengendara mobil pribadi mencapai tempat tujuan lebih cepat.
Salah satu pengendara mobil pribadi Suhendro, 50, mengatakan, dia bisa menghemat waktu sekitar 20 menit. Biasanya, Suhendro harus mengabiskan waktu 40 menit untuk mencapai Blok M.
"Rumah di Cipete. Biasanya ke Blok M 40 menit. Sekarang hanya 20 menit. Lancar banget jalanan," kata Suhendro di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (21/12/2015).
Imbas mogoknya metromini tak hanya dirasakan Suhendro. Evi Latumahina, 59, turut merasakan lengangnya jalanan Ibu Kota. Evi biasanya mengendarai mobil dari Tebet ke Blok M sekitar 30 menit. Saat metromini mogok, ia hanya butuh 15 menit.
Metrorvnews.com Jakarta: Aksi mogok metromini memberikan keuntungan buat pengendara ojek. Penghasilan pengendara ojek naik hingga 30 persen.
"Gara-gara metromini mogok orderan penumpang bertambah sampai 20 sampai 30 persen," ujar Jupri, salah satu ojek di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (21/12/2015)).
Senada dengan Jupri, pengendara ojek lainnya juga mengaku mendapat keuntungan dari aksi mogok supir metromini. "Bertambah biasanya saya hanya dapet 2-3 penumpang sekarang bisa lima penumpang per-harinya, yang biasanya naik metromini jadi naik ojek," ucap Ari, tukang ojek yang mangkal di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, puluhan sopir metromini menggelar aksi mogok, lantaran tindakan tegas Dishub DKI Jakarta yang merazia dan mengandangkan ratusan metromini. Hingga Sabtu, 19 Desember sebanyak 217 metromini dikandangkan di Rawa Buaya lantaran tak layak jalan. Aksi mogok tersebut telah digelar Sabtu (19/12/2015) dan Senin (21/12/2015).
Aksi mogok metromini ini, ternyata tak menuai simpati masyarakat. Sebab aksi mogok metromini malah berdampak lancarnya sejumlah ruas jalan di Jakarta.
Seperti yang terjadi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Aksi mogok sopir Metromini memberikan dampak baik pada pengguna jalan. Jalan yang lengang membuat pengendara mobil pribadi mencapai tempat tujuan lebih cepat.
Salah satu pengendara mobil pribadi Suhendro, 50, mengatakan, dia bisa menghemat waktu sekitar 20 menit. Biasanya, Suhendro harus mengabiskan waktu 40 menit untuk mencapai Blok M.
"Rumah di Cipete. Biasanya ke Blok M 40 menit. Sekarang hanya 20 menit. Lancar banget jalanan," kata Suhendro di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (21/12/2015).
Imbas mogoknya metromini tak hanya dirasakan Suhendro. Evi Latumahina, 59, turut merasakan lengangnya jalanan Ibu Kota. Evi biasanya mengendarai mobil dari Tebet ke Blok M sekitar 30 menit. Saat metromini mogok, ia hanya butuh 15 menit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
