medcom.id, Jakarta: Pemilik rumah ditembok warga di Perumahan Bukit Mas, Bintaro, Denny Akung, merasa kepayahan menjalankan aktivitas sehari-hari. Bahkan, dia merasa malu bila pergi ke luar rumah.
"Secara psikologis saya dan istri tertekan, terganggu. Padahal kita warga baru, ingin jadi warga sini. Apa enggak bisa diskusi dulu" kata Denny kepada Metrotvnews.com, Minggu (8/11/2015).
Denny mengaku, dirinya kesulitan berangkat kerja dengan kendaraan pribadinya, lantaran tembok setinggi 2 meter masih berdiri kokoh persis di depan rumah. Mobil milik Denny tidak bisa ke luar rumah selama seminggu.
"Waduh, berantakanlah hidup saya, berangkat kerja harus pakai taksi. Pergi beli makan susah," kata dia.
Meski demikian, banyak warga yang menaruh simpati kepada Denny dan keluarga. Kata dia, pascapenembokan pagar di rumahnya, rumah Denny banyak dikunjungi warga.
"Terutama ibu-ibu pengajian dan sesepuh-sesepuh di sini. Saya merasa mendapat dukungan moral, mereka menguatkan saya untuk sabar," ungkap Denny.
Hingga saat ini, Denny mengaku heran maksud penembokan pagar beton di rumahnya yang dilakukan warga yang mengatasnamakan Warga Peduli Bukit Mas Bintaro (WPPBM). Sebab, kata Denny, dia sudah mengantongi izin.
"Saya enggak kenal dengan mereka, tapi namanya saya orang baru di sini, ya cuma berdoa saja. Mungkin ini cobaan bagi saya untuk naik kelas," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Pemilik rumah ditembok warga di Perumahan Bukit Mas, Bintaro, Denny Akung, merasa kepayahan menjalankan aktivitas sehari-hari. Bahkan, dia merasa malu bila pergi ke luar rumah.
"Secara psikologis saya dan istri tertekan, terganggu. Padahal kita warga baru, ingin jadi warga sini. Apa enggak bisa diskusi dulu" kata Denny kepada Metrotvnews.com, Minggu (8/11/2015).
Denny mengaku, dirinya kesulitan berangkat kerja dengan kendaraan pribadinya, lantaran tembok setinggi 2 meter masih berdiri kokoh persis di depan rumah. Mobil milik Denny tidak bisa ke luar rumah selama seminggu.
"Waduh, berantakanlah hidup saya, berangkat kerja harus pakai taksi. Pergi beli makan susah," kata dia.
Meski demikian, banyak warga yang menaruh simpati kepada Denny dan keluarga. Kata dia, pascapenembokan pagar di rumahnya, rumah Denny banyak dikunjungi warga.
"Terutama ibu-ibu pengajian dan sesepuh-sesepuh di sini. Saya merasa mendapat dukungan moral, mereka menguatkan saya untuk sabar," ungkap Denny.
Hingga saat ini, Denny mengaku heran maksud penembokan pagar beton di rumahnya yang dilakukan warga yang mengatasnamakan Warga Peduli Bukit Mas Bintaro (WPPBM). Sebab, kata Denny, dia sudah mengantongi izin.
"Saya enggak kenal dengan mereka, tapi namanya saya orang baru di sini, ya cuma berdoa saja. Mungkin ini cobaan bagi saya untuk naik kelas," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
