Jakarta: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah mendesain mekanisme kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) untuk mengelola tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Salah satu skemanya yakni mengubah sampah menjadi energi listrik.
"KPBU itu kan bentuknya masih baru di DKI, kita belum punya prosedurnya. Kita ini sedang mencari pola," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis TPST Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto saat dihubungi, Rabu, 15 Agustus 2018.
Menurut dia, sudah ada lima perusahaan yang tertarik mengelola sampah di TPST Bantargebang, salah satunya PT Multi Energi Terbarukan (PT MET).
Asep merespons positif keinginan swasta untuk terlibat. Namun, dia tak bisa menjamin proses formulasi KPBU selesai dalam waktu dekat. Keputusan itu, kata dia, hanya bisa diakomodasi Dinas Penanaman Modal dan PTSP DKI Jakarta.
"Ya kita berharap, (tapi) kebetulan yang leadingnya bukan di Dinas LH, ada di dinas lain, di dinas PTSP," kata dia.
Baca: Sandiaga Minta Dana Kemitraan Bantargebang Diinventarisasi
PT MET melalui teknik thermochemical melalui quasy pyrolysis, mampu mengolah sampah di atas areal seluas 110 hektare itu menjadi energi listrik. Direktur Utama PT Multi Energi Terbarukan (MET) Yusra Abdi sebelumnya optimistis mampu mengolah sampah secara maksimal, dengan asumsi tambahan volume harian sampah DKI 7.000 ton per hari.
Ia menjelaskan PT MET siap mengolah sampah di atas areal seluas 110 hektare itu dengan cara meningkatkan nilai tata kelola sampah. Teknik itu sangat jauh berbeda dari sistem incinerator maupun sanitary landfill.
"Prinsipnya model ini untuk menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan yang baru dan signifikan karena sebelumnya, pengolahan sampah adalah beban biaya Pemda DKI Jakarta" kata Yusra.
Jakarta: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah mendesain mekanisme kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) untuk mengelola tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Salah satu skemanya yakni mengubah sampah menjadi energi listrik.
"KPBU itu kan bentuknya masih baru di DKI, kita belum punya prosedurnya. Kita ini sedang mencari pola," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis TPST Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto saat dihubungi, Rabu, 15 Agustus 2018.
Menurut dia, sudah ada lima perusahaan yang tertarik mengelola sampah di TPST Bantargebang, salah satunya PT Multi Energi Terbarukan (PT MET).
Asep merespons positif keinginan swasta untuk terlibat. Namun, dia tak bisa menjamin proses formulasi KPBU selesai dalam waktu dekat. Keputusan itu, kata dia, hanya bisa diakomodasi Dinas Penanaman Modal dan PTSP DKI Jakarta.
"Ya kita berharap, (tapi) kebetulan yang leadingnya bukan di Dinas LH, ada di dinas lain, di dinas PTSP," kata dia.
Baca: Sandiaga Minta Dana Kemitraan Bantargebang Diinventarisasi
PT MET melalui teknik thermochemical melalui quasy pyrolysis, mampu mengolah sampah di atas areal seluas 110 hektare itu menjadi energi listrik. Direktur Utama PT Multi Energi Terbarukan (MET) Yusra Abdi sebelumnya optimistis mampu mengolah sampah secara maksimal, dengan asumsi tambahan volume harian sampah DKI 7.000 ton per hari.
Ia menjelaskan PT MET siap mengolah sampah di atas areal seluas 110 hektare itu dengan cara meningkatkan nilai tata kelola sampah. Teknik itu sangat jauh berbeda dari sistem incinerator maupun sanitary landfill.
"Prinsipnya model ini untuk menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan yang baru dan signifikan karena sebelumnya, pengolahan sampah adalah beban biaya Pemda DKI Jakarta" kata Yusra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
