Mereka yang tak Kenal Libur Lebaran

medcom.id, Jakarta: Hari-hari ini banyak masyarakat yang bersuka cita menyambut masa libur lebaran 1438 hijriah. Mereka bersiap-siap dan melakukan perjalanan mudik ke kampung halamannya masing-masing. Namun tidak semua masyarakat yang dapat berlibur. Di antaranya adalah mereka yang berprofesi sebagai Satpol PP. Misalkan Danru Satpol PP Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sutami. Ia dan personel Satpol PP lainnya, harus bertugas menertibkan para pedagang di pasar tersebut selama libur lebaran berlangsung. "Kalau dibilang sedih, ya sedih. Tapi ya mau enggak mau. Namanya juga tugas," kata Sutami kepada Metrotvnews.com di Pasar Tanah Abang, Rabu 21 Juni 2017. Meski demikian, kata Sutami, Satpol PP yang beragama Islam diperkenankan untuk melaksanakan salat Idul Fitri. Sementara tugas dan tanggung jawab diserahkan kepada anggota yang nonmuslim. "Ya pokoknya kerja saja lah, biar sepi (kondisi pasar) yang penting tugas," katanya. Sudah beberapa tahun ini Sutami tak pulang saat lebaran. Ia baru bisa mengambil cuti beberapa minggu usai lebaran.  Sutami akan menebus rindunya pulang ke Solo, Jawa Tengah, kampung halamannya. Sutami menyadari ada yang berbeda pulang kampung di hari biasa jika dibandingkan dengan saat lebaran. Suasana berkumpul bersama saudara, Ibu dan Bapak terasa begitu kental, dibalut dengan ritual saling memaafkan dan tangis haru karena bisa sama-sama menuju fitrah. Hal ini lah yang tak didapat Sutami beserta kolega Satpol PP lain. "Kangen banget kumpul bareng," ujar dia. Yang membuat lebih miris atau pedih, petugas Satpol PP tak mendapat insentif sebagai ongkos kerja saat yang lain cuti bersama. Meski demikian, Sutami menegaskan semangat Satpol PP tak berkurang walau insentif tak menyertai.  "Karena memang hal ini menjadi tugas korps penegak ketertiban," tandas dia. Tak hanya Satpol PP yang tak mengenal libur lebaran. Tapi juga aparat keamanan, petugas medis dan lainnya. Libur lebaran berlangsung dari 23 Juni hingga 2 Juli 2017.