Alasan Pengojek Enggan Parkir di Dalam Gedung

medcom.id, Jakarta: Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya menggalakkan larangan parkir di trotoar atau bahu jalan. Sebagai solusinya, Dishub menyarankan tukang ojek online dan konvensional parkir di dalam gedung. "Seharusnya mereka kalau mau menunggu atau antar barang masuk parkir ke dalam gedung, bukan di trotoar," kata Widodo, petugas Dishub Jakarta Pusat, kepada Metrotvnews.com, di Halte Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (6/6/2016). Menurut Widodo, parkir di trotoar atau bahu jalan selain mengganggu akses pejalan kaki, pengojek pangkalan yang ngetem (menunggu penumpang) pun kerap menghalangi arus keluar masuk kendaraan ke dalam gedung. "Mereka kan enggak mungkin mangkal seharian, jadi ke dalam saja kalau mau parkir," jelas Widodo. Saat Metrotvnews.com menanyakan hal tersebut kepada beberapa pengojek yang mangkal di trotoar, mayoritas menolak untuk parkir di dalam gedung. Alasannya bervariasi, mulai karena ribet hingga mahalnya biaya parkir. "Parkir di dalam habis dong pendapatan saya, bisa dihitung per jamnya saja sudah berapa," kata Agus, salah satu pengojek online, yang mangkal di trotoar Mall Ratu Plaza. Seorang pengojek mangkal di trotoar Jalan Jenderal Sudirman. Foto: MTVN/Whisnu Mardiansyah Hal senada dikatakan pengojek lain, Misran. Selain mahal, kata Misran, parkir di gedung memakan waktu cukup lama. Karena parkir motor letaknya di basement paling dasar. "Kasian penumpangnya, harus menunggu terlalu lama," ujar Misran. Pantauan Metrotvnews.com, masih ditemui beberapa pengojek online/konvesional yang mangkal di trotoar dan turunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Padahal spanduk sosialisasi bertebaran terpampang di sepanjang jalur Jalan Jenderal Sudirman.