medcom.id, Jakarta: MB dan DS, dua perwira polisi di Jawa Barat, dibekuk karena "main mata" saat menangani kasus perjudian online. Keduanya diduga menerima duit sogokan Rp5 miliar plus US$168 ribu setelah membuka dua rekening milik sang bandar yang telah diblokir.
Kedua perwira itu masing-masing berpangkat Ajun Komisaris Besar dan Ajun Komisaris. Keduanya kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
Kasubdit IV Direktorat Tipidkor Komisaris Besar Yudiawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2014), menuturkan, pada 17 Juni 2014, penyidik Subdit III Ditreskrimum Polda Jabar memblokir 18 rekening milik pengusaha judi online. Belakangan, kok, dua dari 18 rekening itu tidak terblokir lagi.
Usut punya usut, menurut Yudiawan, diketahui ada yang "bermain" dalam kasus ini. Ada oknum yang sengaja membuka dua rekening milik AD dan T, bandar judi online.
Dugaan mengarah pada MB, Kasubdit III Ditreskrimum Polda Jawa, dan DS. Dugaan menguat karena pada 23 Juli 2014, MB dan DS diketahui menerima duit Rp60 juta dari AI, kaki tangan AD dan T. Duit sebagai imbalan karena MD dan DS membuka dua rekening milik AD dan T.
"Terjadi suap sebesar Rp60 juta. Diberikan oleh AI atas imbalan pembukaan blokir 2 nomor rekening bank," jelas Yudiawan.
Penyelidikan kasus ini makin kencang. Belakangan, diketahui pula, sebelumnya sudah dua kali MD dan DS mengantongi duit dari AD dan T lewat AI. Yang pertama Rp240 juta, kedua Rp70 juta. Transaksi terjadi di rumah MD di Kota Wisata Desa Ciangsana, Bogor.
Saat penggerebekan di rumah MD, menurut Yudiawan, disita uang tunai Rp5 miliar, US$168 ribu, Rp370 juta, telepon seluler, dan dokumen terkait penanganan judi online Polda Jabar.
Dua tersangka terancam pasal 11 atau pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b undang-undang RI nomor 31 Tahhun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto UU pasal 55 ayat (1) ke-1 dan pasal 64 KUHP Nomor 20 Tahun 2001.
medcom.id, Jakarta: MB dan DS, dua perwira polisi di Jawa Barat, dibekuk karena "main mata" saat menangani kasus perjudian
online. Keduanya diduga menerima duit sogokan Rp5 miliar plus US$168 ribu setelah membuka dua rekening milik sang bandar yang telah diblokir.
Kedua perwira itu masing-masing berpangkat Ajun Komisaris Besar dan Ajun Komisaris. Keduanya kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
Kasubdit IV Direktorat Tipidkor Komisaris Besar Yudiawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2014), menuturkan, pada 17 Juni 2014, penyidik Subdit III Ditreskrimum Polda Jabar memblokir 18 rekening milik pengusaha judi online. Belakangan, kok, dua dari 18 rekening itu tidak terblokir lagi.
Usut punya usut, menurut Yudiawan, diketahui ada yang "bermain" dalam kasus ini. Ada oknum yang sengaja membuka dua rekening milik AD dan T, bandar judi online.
Dugaan mengarah pada MB, Kasubdit III Ditreskrimum Polda Jawa, dan DS. Dugaan menguat karena pada 23 Juli 2014, MB dan DS diketahui menerima duit Rp60 juta dari AI, kaki tangan AD dan T. Duit sebagai imbalan karena MD dan DS membuka dua rekening milik AD dan T.
"Terjadi suap sebesar Rp60 juta. Diberikan oleh AI atas imbalan pembukaan blokir 2 nomor rekening bank," jelas Yudiawan.
Penyelidikan kasus ini makin kencang. Belakangan, diketahui pula, sebelumnya sudah dua kali MD dan DS mengantongi duit dari AD dan T lewat AI. Yang pertama Rp240 juta, kedua Rp70 juta. Transaksi terjadi di rumah MD di Kota Wisata Desa Ciangsana, Bogor.
Saat penggerebekan di rumah MD, menurut Yudiawan, disita uang tunai Rp5 miliar, US$168 ribu, Rp370 juta, telepon seluler, dan dokumen terkait penanganan judi online Polda Jabar.
Dua tersangka terancam pasal 11 atau pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b undang-undang RI nomor 31 Tahhun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto UU pasal 55 ayat (1) ke-1 dan pasal 64 KUHP Nomor 20 Tahun 2001.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ICH)
