medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan seluruh rumah susun sewa (rusunawa) di Ibu Kota menggunakan jaringan pipa gas. Pemprov DKI pun menyatakan siap menyambung jaringan gas ke rusun-rusun yang ada.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan gas lewat pipa lebih menguntungkan bagi warga. Karena alasan itu, Pemprov DKI bersedia membangun jaringan pipa bila Perusahaan Gas Negara (PGN) kesulitan dalam menyambung aliran gas ke rusun-rusun.
"Ya pasti menguntungkan. Kalau dia (PGN) enggak bisa konstruksi pipanya ya kita yang sambungin. Nah kalau soal PGN enggak ada duit mau nyambung ke rusun, ya kami saja yang nyambungin pipanya. Kita biayain pakai dana dinas energi. Makanya PGN harus mau dong bantu kita. Dia gali-gali saja kita kasih keleluasaan," ujarnya di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2014).
Ahok mengatakan harga gas tabung lebih mahal karena biaya produksi tabung yang tinggi. Sebagai contoh, harga eceran gas tabung 3 kg sekitar Rp17 ribu. Dengan konsumsi yang sama, gas pipa hanya berharga sekitar Rp9.000. Dengan begitu, rakyat dapat berhemat hingga 40%.
"Lagian dia tau kalau gas itu pakai tabung. Kita ini pasti naik terus karena impor kan tabungnya. Tapi kalau pipa kan rakyat tertolong," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
Pada Senin, 15 September, Ahok sempat menyampaikan hal serupa. Saat itu, ia mengaku sudah memerintahkan Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta untuk melakukan sambungan ke rusun-rusun milik DKI.
"Orang miskin tidak perlu pakai tabung gas, karena tabung gas itu mahal. Jadi, saya tegaskan ke dinas energi untuk menggunakan pipa dan semua rusun harus disambungkan dengan pipa gas," kata Ahok.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan seluruh rumah susun sewa (rusunawa) di Ibu Kota menggunakan jaringan pipa gas. Pemprov DKI pun menyatakan siap menyambung jaringan gas ke rusun-rusun yang ada.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan gas lewat pipa lebih menguntungkan bagi warga. Karena alasan itu, Pemprov DKI bersedia membangun jaringan pipa bila Perusahaan Gas Negara (PGN) kesulitan dalam menyambung aliran gas ke rusun-rusun.
"Ya pasti menguntungkan. Kalau dia (PGN) enggak bisa konstruksi pipanya ya kita yang
sambungin. Nah kalau soal PGN enggak ada duit mau nyambung ke rusun, ya kami saja yang
nyambungin pipanya. Kita biayain pakai dana dinas energi. Makanya PGN harus mau dong bantu kita. Dia gali-gali saja kita kasih keleluasaan," ujarnya di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2014).
Ahok mengatakan harga gas tabung lebih mahal karena biaya produksi tabung yang tinggi. Sebagai contoh, harga eceran gas tabung 3 kg sekitar Rp17 ribu. Dengan konsumsi yang sama, gas pipa hanya berharga sekitar Rp9.000. Dengan begitu, rakyat dapat berhemat hingga 40%.
"Lagian dia tau kalau gas itu pakai tabung. Kita ini pasti naik terus karena impor kan tabungnya. Tapi kalau pipa kan rakyat tertolong," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
Pada Senin, 15 September, Ahok sempat menyampaikan hal serupa. Saat itu, ia mengaku sudah memerintahkan Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta untuk melakukan sambungan ke rusun-rusun milik DKI.
"Orang miskin tidak perlu pakai tabung gas, karena tabung gas itu mahal. Jadi, saya tegaskan ke dinas energi untuk menggunakan pipa dan semua rusun harus disambungkan dengan pipa gas," kata Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)
