Jakarta: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dituding menggempur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan sindiran pedas di ujung masa jabatannya. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menyangkal hal tersebut.
"Kita bukan mau menggempur Anies dengan kritikan pedas, melainkan kita mengkritis dalam makna yang baik,” tegas Gilbert dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Senin, 10 januari 2022.
Politikus PDIP itu berdalih, sebuah kritik semestinya ditanggapi dengan kerja nyata, bukan narasi belaka. Jika hanya dijawab dengan kata-kata, justru akan menjadi polemik yang makin rumit. Menurutnya, hal tersebut malah memperjelas bahwa tidak ada satupun kebijakan yang direalisasikan.
Gilbert mencontohkan, salah satu kebijakan Anies yang tak luput dari kritikannya adalah sumur resapan yang diyakini menjadi solusi banjir.
“Berapa banyak (sumur) yang bermasalah? Berapa banyak orang yang justru menghindari (sumur) itu karena takut kecelakaan?” katanya.
Selama masa kepemimpinan Anies Baswedan, Gilbert mengaku pihaknya kerap menyampaikan kritik atas kebijakan pemerintah di berbagai pertemuan, seperti rapat komisi dan rapat paripurna.
Bukan tanpa sebab, kritik tersebut dilontarkan lantaran kebijakan itu dinilai tidak terukur dan tidak terencana dengan baik. Sehingga, tak menutup kemungkinan bahwa akan membawa dampak yang kurang baik.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, membandingkan kinerja Anies Baswedan dengan gubernur terdahulu, Djarot Saiful Hidayat. Ia menilai polemik kemacetan di Tanah Abang bak poco-poco. (Nurisma Rahmatika)
Jakarta: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
PDIP) dituding menggempur Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan dengan sindiran pedas di ujung masa jabatannya. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menyangkal hal tersebut.
"Kita bukan mau menggempur Anies dengan kritikan pedas, melainkan kita mengkritis dalam makna yang baik,” tegas Gilbert dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Senin, 10 januari 2022.
Politikus PDIP itu berdalih, sebuah kritik semestinya ditanggapi dengan kerja nyata, bukan narasi belaka. Jika hanya dijawab dengan kata-kata, justru akan menjadi polemik yang makin rumit. Menurutnya, hal tersebut malah memperjelas bahwa tidak ada satupun kebijakan yang direalisasikan.
Gilbert mencontohkan, salah satu kebijakan Anies yang tak luput dari kritikannya adalah sumur resapan yang diyakini menjadi solusi banjir.
“Berapa banyak (sumur) yang bermasalah? Berapa banyak orang yang justru menghindari (sumur) itu karena takut kecelakaan?” katanya.
Selama masa kepemimpinan Anies Baswedan, Gilbert mengaku pihaknya kerap menyampaikan kritik atas kebijakan pemerintah di berbagai pertemuan, seperti rapat komisi dan rapat paripurna.
Bukan tanpa sebab, kritik tersebut dilontarkan lantaran kebijakan itu dinilai tidak terukur dan tidak terencana dengan baik. Sehingga, tak menutup kemungkinan bahwa akan membawa dampak yang kurang baik.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, membandingkan kinerja Anies Baswedan dengan gubernur terdahulu, Djarot Saiful Hidayat. Ia menilai polemik kemacetan di Tanah Abang bak poco-poco. (
Nurisma Rahmatika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
