medcom.id, Jakarta: Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Ratna Sarumpaet, Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), dan puluhan warga Pasar Ikan serta Akuarium melakukan mediasi dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Wakil Ketua Komisi A Inggard Joshua. Mediasi membahas kompensasi yang sampai saat ini belum diterima warga Kampung Pasar Ikan dan Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, yang terkena dampak penggusuran, Senin 11 April.
Dalam mediasi warga dijanjikan mendapatkan rumah susun sewa (Rusunawa) dekat lokasi penggusuran. Prasetyo berjanji segera berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya akan kirim surat ke Gubernur untuk menyediakan tempat tinggal warga di dekat lokasi penggsusuran," kata Prasetyo saat mediasi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).
Pria yang akrab disapa Pras ini mengatakan, relokasi warga ke rumah susun Rawa Bebek, Jakarta Timur, terlalu jauh. Menurut dia, warga Pasar Ikan dan Akuarium akan kesulitan memulai kehidupan di tempat baru.
"Walaupun di kasih UMKM siapa yang beli? Belum lagi sekolah anak, cari duitnya di mana? kehidupan sosial warga juga hilang." tutur Pras.
Warga menyetujui penawaran Pras. Opi, salah seorang warga mengatakan, beberapa warga Pasar Ikan dan Akuarium berhak atas tanah yang puluhan tahun mereka tempati. Sebagian warga rutin mengklaim membayar pajak.
"Kami setiap tahun bayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Kalau tanah kami mau dibangun untuk kepentingan publik, maka Pemprov DKI harus memberikan ganti rugi yang jelas. Asal tahu saja, mayoritas warga yang bersedia menempati rusun Rawa Bebek karena mendapat intimidasi dari petugas," kata Opi.
Sebelumnya, Pemprov DKI menggusur permukiman di Pasar Ikan dan Kampung Akuarium. Warga sempat memberi perlawanan hingga bentrokan dengan aparat terjadi.
Penggusuran telah dilakukan. Permukiman warga kini sudah rata dengan tanah. Beberapa warga sudah menempati rusun Rawa Bebek.
medcom.id, Jakarta: Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Ratna Sarumpaet, Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), dan puluhan warga Pasar Ikan serta Akuarium melakukan mediasi dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Wakil Ketua Komisi A Inggard Joshua. Mediasi membahas kompensasi yang sampai saat ini belum diterima warga Kampung Pasar Ikan dan Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, yang terkena dampak penggusuran, Senin 11 April.
Dalam mediasi warga dijanjikan mendapatkan rumah susun sewa (Rusunawa) dekat lokasi penggusuran. Prasetyo berjanji segera berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya akan kirim surat ke Gubernur untuk menyediakan tempat tinggal warga di dekat lokasi penggsusuran," kata Prasetyo saat mediasi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).
Pria yang akrab disapa Pras ini mengatakan, relokasi warga ke rumah susun Rawa Bebek, Jakarta Timur, terlalu jauh. Menurut dia, warga Pasar Ikan dan Akuarium akan kesulitan memulai kehidupan di tempat baru.
"Walaupun di kasih UMKM siapa yang beli? Belum lagi sekolah anak, cari duitnya di mana? kehidupan sosial warga juga hilang." tutur Pras.
Warga menyetujui penawaran Pras. Opi, salah seorang warga mengatakan, beberapa warga Pasar Ikan dan Akuarium berhak atas tanah yang puluhan tahun mereka tempati. Sebagian warga rutin mengklaim membayar pajak.
"Kami setiap tahun bayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Kalau tanah kami mau dibangun untuk kepentingan publik, maka Pemprov DKI harus memberikan ganti rugi yang jelas. Asal tahu saja, mayoritas warga yang bersedia menempati rusun Rawa Bebek karena mendapat intimidasi dari petugas," kata Opi.
Sebelumnya, Pemprov DKI menggusur permukiman di Pasar Ikan dan Kampung Akuarium. Warga sempat memberi perlawanan hingga bentrokan dengan aparat terjadi.
Penggusuran telah dilakukan. Permukiman warga kini sudah rata dengan tanah. Beberapa warga sudah menempati rusun Rawa Bebek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
