medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) batal. Pria yang akrab disapa Ahok ini beralasan, pengerjaan LRT harus menunggu keputusan Presiden Joko Widodo.
"Bukan batal, sementara Menhub baru akan membayar kalau sudah ada keputusan ratas Presiden," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).
Ahok menjelaskan, ada perbedaan konsep antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pemprov DKI Jakarta mengusulkan untuk memakai rel berukuran 1.435 mili meter (mm), namun Kemenhub ingin memakai rel 1.067 mm.
"Menhub merasa dia mau pakai standar yang sempit. Jepang saja enggak pakai (yang sempit). Jepang lebih pilih pakai yang lebar," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan, pembangunan LRT akan dibagi menajdi dua tahap dengan total panjang 83,6 kilo meter dengan masing-masing terdiri dari tiga lintasan pelayanan. Tahap I meliputi lintasan layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang Dukuh Atas.
Sedangkan pelaksanaan tahap II yakni Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol. Namun sayang, Ahok memastikan bahwa pembangunan LRT tidak akan selesai pada 2018.
"Jadi Asian Games juga enggak bisa. Asian Games kan enggak perlu dari sana," terangnya.
Hal serupa diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko, bahwa LRT Jabodetabek tidak dapat beroperasi pada 2018. Kemungkinan, proyek kereta ringan ini baru siap pada 2019.
"LRT Jabodetabek enggak bisa kejar Asian Games, enggak mungkin 2018. Jadi baru bisa 2019, karena masalah di Jakarta kompleks," terang Hermanto saat press background di Hotel Peninsula, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) batal. Pria yang akrab disapa Ahok ini beralasan, pengerjaan LRT harus menunggu keputusan Presiden Joko Widodo.
"Bukan batal, sementara Menhub baru akan membayar kalau sudah ada keputusan ratas Presiden," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).
Ahok menjelaskan, ada perbedaan konsep antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pemprov DKI Jakarta mengusulkan untuk memakai rel berukuran 1.435 mili meter (mm), namun Kemenhub ingin memakai rel 1.067 mm.
"Menhub merasa dia mau pakai standar yang sempit. Jepang saja enggak pakai (yang sempit). Jepang lebih pilih pakai yang lebar," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan, pembangunan LRT akan dibagi menajdi dua tahap dengan total panjang 83,6 kilo meter dengan masing-masing terdiri dari tiga lintasan pelayanan. Tahap I meliputi lintasan layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang Dukuh Atas.
Sedangkan pelaksanaan tahap II yakni Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol. Namun sayang, Ahok memastikan bahwa pembangunan LRT tidak akan selesai pada 2018.
"Jadi Asian Games juga enggak bisa. Asian Games kan enggak perlu dari sana," terangnya.
Hal serupa diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko, bahwa LRT Jabodetabek tidak dapat beroperasi pada 2018. Kemungkinan, proyek kereta ringan ini baru siap pada 2019.
"LRT Jabodetabek enggak bisa kejar Asian Games, enggak mungkin 2018. Jadi baru bisa 2019, karena masalah di Jakarta kompleks," terang Hermanto saat press background di Hotel Peninsula, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)
