medcom.id, Jakarta: Kisruh APBD DKI yang melibatkan DPRD dan Gubernur DKI membuat dana Bantuan Opersional Sekolah (BOP) terlambat diterima sekolah. Sejumlah kepala sekolah dikabarkan menggadaikan barang untuk membiayai biaya operasional.
Kepala Sekolah SDN Grogol Utara 10 Pagi Kebayoran Lama, Retno Purwaningsih mengatakan, BOP digunakan untuk tujuh rekening utama yakni, untuk alat tulis kantor (ATK), alat peraga, fotokopi, biaya buku cetak, sarana prasarana, konsumsi rapat dan transpor guru.
"Sampai saat ini saya masih mampu menalangi semua kebutuhan itu. Kepala sekolah lain sekarang lagi heboh menggadaikan barang," kata Retno saat ditemui Metrotvnews.com, Kamis (12/3/2015).
Bendahara SDN Grogol Utara 09 Pagi, Mulyani mengatakan, sekolah hampir meminjam dana dari Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
"Karena BOP belum cair, kami kewalahan mencari dana. Kemarin hampir pinjam ke KKGJ, tetapi kena bunga. Siapa yang mau bayar? Jadi niat itu dibatalkan," kata Mulyani.
Dia mengungkapkan, menjelang ujian sekolah, banyak dana yang diperlukan. Meski enggan menyebutkan nominal BOP yang diterima, ia mengaku pihak sekolah menalangi biaya operasional tiga bulan terakhir.
"Guru masih menalangi uang fotokopi ujian. Menggunakan uang kepala sekolah pribadi maupun guru,” ujarnya.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Jakarta, Rino Wikanto mengatakan, pihaknya selalu mencari cara agar ujian dapat berjalan. "Sudah tiga bulan belum cair. Kami cari sana sini yang penting semua program berjalan. Orang lain tak perlu tahu berapa kita menalangi," kata Rino.
Rino berharap, politisi (DPRD dan Gubernur) memahami kondisi lapangan. "Beliau-beliau di atas harusnya paham kami sudah tercekik di bawah sini," ujarnya.
Sekadar informasi, untuk sekolah menengah tingkat pertama sedang mengikuti masa ujian semester. Ujian ini akan dilanjutkan dengan ujian praktek dan ujian akhir sekolah.
medcom.id, Jakarta: Kisruh APBD DKI yang melibatkan DPRD dan Gubernur DKI membuat dana Bantuan Opersional Sekolah (BOP) terlambat diterima sekolah. Sejumlah kepala sekolah dikabarkan menggadaikan barang untuk membiayai biaya operasional.
Kepala Sekolah SDN Grogol Utara 10 Pagi Kebayoran Lama, Retno Purwaningsih mengatakan, BOP digunakan untuk tujuh rekening utama yakni, untuk alat tulis kantor (ATK), alat peraga, fotokopi, biaya buku cetak, sarana prasarana, konsumsi rapat dan transpor guru.
"Sampai saat ini saya masih mampu menalangi semua kebutuhan itu. Kepala sekolah lain sekarang lagi heboh menggadaikan barang," kata Retno saat ditemui
Metrotvnews.com, Kamis (12/3/2015).
Bendahara SDN Grogol Utara 09 Pagi, Mulyani mengatakan, sekolah hampir meminjam dana dari Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
"Karena BOP belum cair, kami kewalahan mencari dana. Kemarin hampir pinjam ke KKGJ, tetapi kena bunga. Siapa yang mau bayar? Jadi niat itu dibatalkan," kata Mulyani.
Dia mengungkapkan, menjelang ujian sekolah, banyak dana yang diperlukan. Meski enggan menyebutkan nominal BOP yang diterima, ia mengaku pihak sekolah menalangi biaya operasional tiga bulan terakhir.
"Guru masih menalangi uang fotokopi ujian. Menggunakan uang kepala sekolah pribadi maupun guru,” ujarnya.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Jakarta, Rino Wikanto mengatakan, pihaknya selalu mencari cara agar ujian dapat berjalan. "Sudah tiga bulan belum cair. Kami cari sana sini yang penting semua program berjalan. Orang lain tak perlu tahu berapa kita menalangi," kata Rino.
Rino berharap, politisi (DPRD dan Gubernur) memahami kondisi lapangan. "Beliau-beliau di atas harusnya paham kami sudah tercekik di bawah sini," ujarnya.
Sekadar informasi, untuk sekolah menengah tingkat pertama sedang mengikuti masa ujian semester. Ujian ini akan dilanjutkan dengan ujian praktek dan ujian akhir sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
