Jakarta: Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengatakan dalam penerapan Permenhub 29 tahun 2015 tentang standar pelayanan minimum angkutan dalam trayek wajib berpenyejuk udara. Namun, angkutan berpenyejuk udara itu harus kendaraan baru dan bukan modifikasi.
"Produk (kendaraan) yang harus pabrikan include di dalamnya AC," kata Ketua Organda DKI Safruhan Sinungan kepada medcom.id, Jumat 8 Desember 2017.
Produk kendaraan yang baru pun dinilai lebih kompatibel dengan standar penyejuk udara kendaraan umum seperti angkot. Yang memiliki frekuensi menurunkan penumpang lebih tinggi dari jenis angkutan umum lainnya.
"Minimal standar udara 24-25 derajat Celcius. Makanya itu efektif akan berlaku Februari 2018," ucapnya.
Dengan produk baru, maka akan ada jaminan service dan perawatan dan Agen Pemegang Merek (APM) asal kendaraan itu. Hal ini tidak akan ditemukan jika angkutan kota berpenyejuk udara hasil dari modifikasi.
"Jadi ada tanggung jawab APM terhadap produk tersebut," ujarnya.
Untuk harga satu mobil dengan spesifikasi penyejuk udara dan kursi menghadap kedepan, harganya berada di kisaran Rp150-180 juta. Ia yakin lembaga perbankan dan pembiayaan mau mendukung pengadaan angkutan ini dengan prospek bisnis yang menjanjikan.
Meski begitu, aturan ini tak hanya diberlakukan untuk kendaraan yang telah berusia 10 tahun. "Angkutan yang lama habis waktunya baru diremajakan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
