medcom.id Jakarta: Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Betawi Mayjen Purnawirawan Nachrowi Ramli mengomentari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang hendak menghentikan dana hibah ke Bamus Betawi. Nachrowi menilai, Bamus Betawi tak berpolitik tapi memberikan aspirasi politik.
"Bamus Betawi itu organisasi massa, tapi orang-orangnya punya aspirasi, aspirasi disampaikan dan jalurnya politik. Caranya kita sampaikan ke parpol," ujarnya di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat, Kamis, (15/9/2016).
Nachrowi menilai, Bamus Betawi berhak memberikan masukan politik. Ia tegas menolak wacana yang digulirkan Ahok.
Nachrowi juga meminta pemerintah bijak dalam mengambil keputusan. Kata dia, kebijakan yang dibuat pemerintah harus ditimbang secara matang dan mengutamakan kepentingan rakyat.
"Kebijakan yang diambil harus dikaji secara benar. Sekecil apapun suara rakyat harus didengar. Hati-hati mengambil kebijakan. Harus sesuai etika dan norma," terang Nachrowi.
Sebelumnya, pelaksanaan Lebaran Betawi yang diselenggarakan di Lapangan Banteng pada 12-14 Agustus, penuh dengan pesan politik. Hal ini terlihat saat Ketua Umum Forum Betawi Rempug Lutfi Hakim menyampaikan kata sambutannya.
Lutfi mengajak pengunjung tak memilih Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur DKI di Pilkada 2017. Ahok dituding asal menggusur permukiman warga di Kampung Pulo, Jakarta Timur, dan Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Kebetulan, saat itu, Ahok tak menghadiri Lebaran Betawi karena tengah melayat ke Kepala Inspektorat DKI Jakarta Merry Erna Hani yang meninggal dunia. Kehadiran Ahok diwakilkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Acara juga dihadiri Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik, Abraham `Lulung` Lunggana, musisi Ahmad Dhani, serta mantan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
medcom.id Jakarta: Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Betawi Mayjen Purnawirawan Nachrowi Ramli mengomentari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang hendak menghentikan dana hibah ke Bamus Betawi. Nachrowi menilai, Bamus Betawi tak berpolitik tapi memberikan aspirasi politik.
"Bamus Betawi itu organisasi massa, tapi orang-orangnya punya aspirasi, aspirasi disampaikan dan jalurnya politik. Caranya kita sampaikan ke parpol," ujarnya di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat, Kamis, (15/9/2016).
Nachrowi menilai, Bamus Betawi berhak memberikan masukan politik. Ia tegas menolak wacana yang digulirkan Ahok.
Nachrowi juga meminta pemerintah bijak dalam mengambil keputusan. Kata dia, kebijakan yang dibuat pemerintah harus ditimbang secara matang dan mengutamakan kepentingan rakyat.
"Kebijakan yang diambil harus dikaji secara benar. Sekecil apapun suara rakyat harus didengar. Hati-hati mengambil kebijakan. Harus sesuai etika dan norma," terang Nachrowi.
Sebelumnya, pelaksanaan Lebaran Betawi yang diselenggarakan di Lapangan Banteng pada 12-14 Agustus, penuh dengan pesan politik. Hal ini terlihat saat Ketua Umum Forum Betawi Rempug Lutfi Hakim menyampaikan kata sambutannya.
Lutfi mengajak pengunjung tak memilih Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur DKI di Pilkada 2017. Ahok dituding asal menggusur permukiman warga di Kampung Pulo, Jakarta Timur, dan Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Kebetulan, saat itu, Ahok tak menghadiri Lebaran Betawi karena tengah melayat ke Kepala Inspektorat DKI Jakarta Merry Erna Hani yang meninggal dunia. Kehadiran Ahok diwakilkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Acara juga dihadiri Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik, Abraham `Lulung` Lunggana, musisi Ahmad Dhani, serta mantan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)
