medcom.id, Jakarta: Belum genap satu bulan menempati unit di Rusun Rawa Bebek, warga yang direlokasi dari Bukit Duri sudah mengeluhkan berbagai hal. Di antaranya biaya listrik dan air bersih yang harus dibayar tiap bulan.
Salah satu warga Bukit Duri yang direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, Inayah mengatakan, belum sebulan tinggal di rusun pengeluaran bulanannya sudah membengkak.
"Belum sebulan listrik sudah Rp100 ribu. Belum lagi bayar PAM," kata Inayah kepada Metrotvnews.com, Rusun Rawabebek, Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (29/9/2016).
Ibu empat orang anak ini menempati unit di lantai II Blok Cenderawasih.
Ia mengungkapkan, saat di Bukit Duri air bersih hanya untuk memasak dan komsumsi. Namun, di rusun, ia menggunakan air bersih untuk kebutuhan keseluruhan sehari-hari seperti memasak dan MCK (mandi, cuci, kakus).
"Per meter kubik biayanya Rp5.500. Enggak tahu nanti bayar berapa. Semuanya serba bayar," kata Inayah.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GKdXa94K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Hal serupa diucapkan Sukaesih yang masih bingung harus membayar semua tagihan itu setiap bulannya. Padahan Sukaesih hanya mengandalkan nafkah dari anaknya untuk kehidupan sehari-hari.
"Dulu di Bukit Duri saya buruh cuci pakaian. Sekarang bener-bener nganggur. Cuma ngandelin anak saya buat bayar listrik, air belum, nanti kalau sudah bayar sewa bingung," ujar Sukaesih.
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah diambil kuncinya. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/eN4vMy5k" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Belum genap satu bulan menempati unit di Rusun Rawa Bebek, warga yang direlokasi dari Bukit Duri sudah mengeluhkan berbagai hal. Di antaranya biaya listrik dan air bersih yang harus dibayar tiap bulan.
Salah satu warga Bukit Duri yang direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, Inayah mengatakan, belum sebulan tinggal di rusun pengeluaran bulanannya sudah membengkak.
"Belum sebulan listrik sudah Rp100 ribu. Belum lagi bayar PAM," kata Inayah kepada
Metrotvnews.com, Rusun Rawabebek, Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (29/9/2016).
Ibu empat orang anak ini menempati unit di lantai II Blok Cenderawasih.
Ia mengungkapkan, saat di Bukit Duri air bersih hanya untuk memasak dan komsumsi. Namun, di rusun, ia menggunakan air bersih untuk kebutuhan keseluruhan sehari-hari seperti memasak dan MCK (mandi, cuci, kakus).
"Per meter kubik biayanya Rp5.500. Enggak tahu nanti bayar berapa. Semuanya serba bayar," kata Inayah.
Hal serupa diucapkan Sukaesih yang masih bingung harus membayar semua tagihan itu setiap bulannya. Padahan Sukaesih hanya mengandalkan nafkah dari anaknya untuk kehidupan sehari-hari.
"Dulu di Bukit Duri saya buruh cuci pakaian. Sekarang bener-bener nganggur. Cuma ngandelin anak saya buat bayar listrik, air belum, nanti kalau sudah bayar sewa bingung," ujar Sukaesih.
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah diambil kuncinya. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
