medcom.id, Jakarta: Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Arifin membantah meminta penghuni rumah susun Bidara Cina melunasi tunggakan cicilan unit sewa beli rusun. Menurut dia, Dinas Perumahan DKI belum mengeluarkan kebijakan agar warga melunasi tunggakan.
"Kebijakan harus segera melunasi belum ada," tegas Arifin kepada Metrotvnews.com, Rabu 29 Maret 2017.
Arifin juga membantah penghuni rusun Bidara Cina diminta melunasi cicilan dalam waktu tiga tahun. Ia bahkan mempertanyakan dari mana kabar itu muncul.
"Atas pernyataan siapa dan apakah ada surat tertulisnya?" tanya Arifin.
Arifin tak memungkiri pihaknya mengeluarkam surat untuk penghuni rusun. Arifin menjelaskan, surat hanya berisi pemanggilan warga untuk pendataan.
"Saya memang meminta dilakukan updating tentang cicilan angsuran warga dalam pembelian rusun sewa beli agar lebih valid lagi datanya," jelas Arifin.
Sebelumnya, Dinas Perumahan DKI mengeluarkan selebaran bagi penghuni rusun untuk mengonfirmasi tunggakan cicilan unit rusun. Penghuni rusun diberi waktu dari 27-31 Maret untuk mendatangi kantor Dinas Perumahan DKI dan menemui staf bernama Tutik Nurmas'udah.
Penghuni rusun yang sudah mengonfirmasi tunggakan mendapat total nominal tunggakan yang mesti dibayar beserta rinciannya. Mereka merasa keberatan dengan tenggat waktu yang hanya diberikan tiga tahun.
Salah seorang penghuni rusun Bidara Cina, Juwanta (67), sudah meminta keringanan. Di usia senja, Juwanta sudah tak bisa mencari uang sendiri.
Juwanta yang memiliki tunggakan Rp15juta meminta tenggat waktu cicilan diperpanjang. Namun, jawaban staf Dinas Perumahan DKI kurang memuaskan.
"Saya minta jangan tiga tahun, jawabnya, 'Kalau lama-lama keburu rubuh rumahnya'," ujar Juwanta, Selasa 28 Maret 2017.
medcom.id, Jakarta: Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Arifin membantah meminta penghuni rumah susun Bidara Cina melunasi tunggakan cicilan unit sewa beli rusun. Menurut dia, Dinas Perumahan DKI belum mengeluarkan kebijakan agar warga melunasi tunggakan.
"Kebijakan harus segera melunasi belum ada," tegas Arifin kepada Metrotvnews.com, Rabu 29 Maret 2017.
Arifin juga membantah penghuni rusun Bidara Cina diminta melunasi cicilan dalam waktu tiga tahun. Ia bahkan mempertanyakan dari mana kabar itu muncul.
"Atas pernyataan siapa dan apakah ada surat tertulisnya?" tanya Arifin.
Arifin tak memungkiri pihaknya mengeluarkam surat untuk penghuni rusun. Arifin menjelaskan, surat hanya berisi pemanggilan warga untuk pendataan.
"Saya memang meminta dilakukan updating tentang cicilan angsuran warga dalam pembelian rusun sewa beli agar lebih valid lagi datanya," jelas Arifin.
Sebelumnya, Dinas Perumahan DKI mengeluarkan selebaran bagi penghuni rusun untuk mengonfirmasi tunggakan cicilan unit rusun. Penghuni rusun diberi waktu dari 27-31 Maret untuk mendatangi kantor Dinas Perumahan DKI dan menemui staf bernama Tutik Nurmas'udah.
Penghuni rusun yang sudah mengonfirmasi tunggakan mendapat total nominal tunggakan yang mesti dibayar beserta rinciannya. Mereka merasa keberatan dengan tenggat waktu yang hanya diberikan tiga tahun.
Salah seorang penghuni rusun Bidara Cina, Juwanta (67), sudah meminta keringanan. Di usia senja, Juwanta sudah tak bisa mencari uang sendiri.
Juwanta yang memiliki tunggakan Rp15juta meminta tenggat waktu cicilan diperpanjang. Namun, jawaban staf Dinas Perumahan DKI kurang memuaskan.
"Saya minta jangan tiga tahun, jawabnya, 'Kalau lama-lama keburu rubuh rumahnya'," ujar Juwanta, Selasa 28 Maret 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
