Jakarta: Melimpahnya tempat wisata di Jakarta tak memalingkan masyarakat untuk berdestinasi ke Monumen Nasional (Monas). Monas yang memiliki tugu setinggi 132 meter atau 433 kaki tetap menjadi primadona.
Muhammad Subowo, 37, warga Cengkareng, senang berkunjung ke Monas bersama keluarga karena suasananya nyaman. Ia tak bosan meski sudah tiga kali berwisata ke monumen yang mulai dibangun pada 17 Agustus 1961 itu.
"Tiga kali ke sini, karena nasionalnya ini. Kebanyakan kaya Ragunan, Kota Tua, kan masih kalah sama Monas. Banyak tempat teduh juga," kata Subowo kepada Medcom.id, Rabu, 27 Juni 2018.
Subowo sering mengadakan acara bersama teman-temannya di Monas. Terakhir, ia buka puasa bersama di sekitar taman Monas.
Selain tempat yang nyaman, Subowo punya pertimbangan khusus dengan memilih berlibur ke Monas. Terjangkau dari rumah dan aksesnya mudah.
"Kebetulan saya tinggal di daerah Cengkareng. Transportasinya lebih mudah. Masuknya juga gratis," ujar dia.
Sementara itu, Lusiana, 37, mengaku sudah mengelilingi semua tempat wisata di Jakarta. Namun dari semua destinasi itu, kata dia, anak-anaknya lebih menyukai berlibur ke Monas.
"Anak anak lebih suka Monas. Katanya lebih enak," ujar dia.
Baca: Sandi Ingin Taman Monas jadi Instagramable
Lusiana yang sehari-hari tinggal di Riau, tak mau melewatkan waktu liburannya bersama keluarga untuk berkunjung ke Monas. Ia ingin menikmati keasrian taman dan keindahan Tugu Monas.
"Saya (ke Monas) karena pengen wisata saja. Kita kan orang asli Riau," ucap dia.
Hal senada diutarakan Yudha, 30. Warga Depok itu mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Monas. Ia bersama keluarga tak bosan karena Monas berbeda dengam destinasi lain.
Dari atas monumen yang dimahkotai lidah api berlapiskan lembaran emas itu, masyarakat bisa melihat keindahan Jakarta. "Di Monas kita nyaman, jadi pada suka ke sini. Kita juga bisa naik ke atas monumen," ujar Yudha.
Jakarta: Melimpahnya tempat wisata di Jakarta tak memalingkan masyarakat untuk berdestinasi ke Monumen Nasional (Monas). Monas yang memiliki tugu setinggi 132 meter atau 433 kaki tetap menjadi primadona.
Muhammad Subowo, 37, warga Cengkareng, senang berkunjung ke Monas bersama keluarga karena suasananya nyaman. Ia tak bosan meski sudah tiga kali berwisata ke monumen yang mulai dibangun pada 17 Agustus 1961 itu.
"Tiga kali ke sini, karena nasionalnya ini. Kebanyakan kaya Ragunan, Kota Tua, kan masih kalah sama Monas. Banyak tempat teduh juga," kata Subowo kepada
Medcom.id, Rabu, 27 Juni 2018.
Subowo sering mengadakan acara bersama teman-temannya di Monas. Terakhir, ia buka puasa bersama di sekitar taman Monas.
Selain tempat yang nyaman, Subowo punya pertimbangan khusus dengan memilih berlibur ke Monas. Terjangkau dari rumah dan aksesnya mudah.
"Kebetulan saya tinggal di daerah Cengkareng. Transportasinya lebih mudah. Masuknya juga gratis," ujar dia.
Sementara itu, Lusiana, 37, mengaku sudah mengelilingi semua tempat wisata di Jakarta. Namun dari semua destinasi itu, kata dia, anak-anaknya lebih menyukai berlibur ke Monas.
"Anak anak lebih suka Monas. Katanya lebih enak," ujar dia.
Baca: Sandi Ingin Taman Monas jadi Instagramable
Lusiana yang sehari-hari tinggal di Riau, tak mau melewatkan waktu liburannya bersama keluarga untuk berkunjung ke Monas. Ia ingin menikmati keasrian taman dan keindahan Tugu Monas.
"Saya (ke Monas) karena pengen wisata saja. Kita kan orang asli Riau," ucap dia.
Hal senada diutarakan Yudha, 30. Warga Depok itu mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Monas. Ia bersama keluarga tak bosan karena Monas berbeda dengam destinasi lain.
Dari atas monumen yang dimahkotai lidah api berlapiskan lembaran emas itu, masyarakat bisa melihat keindahan Jakarta. "Di Monas kita nyaman, jadi pada suka ke sini. Kita juga bisa naik ke atas monumen," ujar Yudha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
