Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengubah jarak antara bibir sungai dan pemukiman warga. Perubahan ini untuk mengakomodasi program penataan kampung dengan community action plan (CAP).
"Contoh, sempadan (jarak) pemukiman seharusnya 15 meter dari bibir kali. Apa iya kita harus 15 meter dari bibir kali? Itu jadi pertanyaan, apa kita pertahankan 15 meter atau cukup 5 meter," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat 1 Februari 2019.
Padahal, aturan itu sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 28/PRT/M tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sugai dan Garis Sempadan Danau. Dalam aturan itu disebut garis sempadan paling sedikit berjarak 15 meter untuk kedalaman lebih 3 meter sampai 20 meter dan paling sedikit berjarak 30 meter untuk kedalaman di atas 20 meter paling sedikit berjarak 30 meter.
Baca: Normalisasi Sungai Ciliwung Baru Tercapai 16 Km
Anies pun meminta pemerintah pusat mengkaji ulang kebijakan tersebut. Pasalnya, kondisi riil saat ini hampir tidak ada pemukiman yang berjarak 15 meter dari bibir sungai.
"Jadi, boleh saja (mengubah aturan) kan justru itulah solusinya. Itu termasuk perubahan kebijakan supaya kita melihat situasinya," ungkap dia.
Baca: Pemprov DKI Perlu Inovasi untuk Mengubah Ciliwung
Ia mengatakan tak menutup kemungkinan aturan tersebut diubah. Kendati garis sempadan akan berkurang Anies memastikan Pemprov DKI tidak akan mengesampingkan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka biru (RTB) sungai.
"Intinya, fungsi utama sungai tidak terganggu, kemudian proporsi RTH juga RTB bisa tercapai," pungkas Anies.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/MkMnegOK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengubah jarak antara bibir sungai dan pemukiman warga. Perubahan ini untuk mengakomodasi program penataan kampung dengan community action plan (CAP).
"Contoh, sempadan (jarak) pemukiman seharusnya 15 meter dari bibir kali. Apa iya kita harus 15 meter dari bibir kali? Itu jadi pertanyaan, apa kita pertahankan 15 meter atau cukup 5 meter," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat 1 Februari 2019.
Padahal, aturan itu sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 28/PRT/M tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sugai dan Garis Sempadan Danau. Dalam aturan itu disebut garis sempadan paling sedikit berjarak 15 meter untuk kedalaman lebih 3 meter sampai 20 meter dan paling sedikit berjarak 30 meter untuk kedalaman di atas 20 meter paling sedikit berjarak 30 meter.
Baca: Normalisasi Sungai Ciliwung Baru Tercapai 16 Km
Anies pun meminta pemerintah pusat mengkaji ulang kebijakan tersebut. Pasalnya, kondisi riil saat ini hampir tidak ada pemukiman yang berjarak 15 meter dari bibir sungai.
"Jadi, boleh saja (mengubah aturan) kan justru itulah solusinya. Itu termasuk perubahan kebijakan supaya kita melihat situasinya," ungkap dia.
Baca: Pemprov DKI Perlu Inovasi untuk Mengubah Ciliwung
Ia mengatakan tak menutup kemungkinan aturan tersebut diubah. Kendati garis sempadan akan berkurang Anies memastikan Pemprov DKI tidak akan mengesampingkan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka biru (RTB) sungai.
"Intinya, fungsi utama sungai tidak terganggu, kemudian proporsi RTH juga RTB bisa tercapai," pungkas Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(BOW)
