medcom.id Jakarta: Banyak warga `gusuran` Bukit Duri, membuka warung ketika menempati rumah susun sewa Jatinegara, Jalan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Walhasil, persaingan di antara mereka ketat.
Jepri, 39, satu di antara warga Bukit Duri yang dipindah ke Rusunawa Jatinegara, mengaku, tak banyak penghuni rusun yang berbelanja ke warungnya.
"Di sini sepi, tidak seramai pas rumah di Bukit Duri," kata penghuni blok E, Rusunawa Jatinegara, itu kepada Metrotvnews.com, Jumat (30/9/2016).
Jepri mengaku, saat masih di Bukit Duri, dirinya bisa mengantongi Rp500 ribu per hari dari hasil jualannya. Tapi, kini pemasukannya rata-rata hanya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu/hari.
"Hampir semua warga rusun di sini berjualan, saingannya banyak, makanya saya hanya berjualan makanan ringan dan jajanan anak-anak saja," kata bapak dua anak ini.
Warung makanan di Rusunawa Jatinegara. Foto: Riyan Ferdianto/Metrotvnews.com.
Jepri yang sudah hampir delapan bulan tinggal di Rusunawa Jatinegara ini juga mengeluhkan beban biaya sewa tempat tinggal. Tapi, Jepri mengaku tidak punya pilihan lain.
"Hasil dagangan cuma cukup untuk makan dan bayar sewa, kalau dulu tidak harus bayar sewa beda dengan sekarang. Ya saya mau gimana lagi mas, betah tidak betah yaa harus dijalani," ujar dia.
Warung makanan milik Jepri di Rusunawa Jatinegara. Foto: Riyan Ferdianto/Metrotvnews.com.
Tantri, 50, warga Rusunawa Jatinegara lain, juga mengaku penghasilannya menurun selama berdagang di Rusunawa Jatinegara. Dulu saat tinggal di Bukit Duri, Tantri mengaku bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari dari hasil membuka warung kopi. Namun, kini dirinya hanya mendapatkan Rp50 ribu per hari.
"Warung kopi seperti saya banyak di sini, warung kopi di Bukit Duri juga banyak tapi saya punya langganan di sana, di sini tidak," kata dia.
medcom.id Jakarta: Banyak warga `gusuran` Bukit Duri, membuka warung ketika menempati rumah susun sewa Jatinegara, Jalan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Walhasil, persaingan di antara mereka ketat.
Jepri, 39, satu di antara warga Bukit Duri yang dipindah ke Rusunawa Jatinegara, mengaku, tak banyak penghuni rusun yang berbelanja ke warungnya.
"Di sini sepi, tidak seramai pas rumah di Bukit Duri," kata penghuni blok E, Rusunawa Jatinegara, itu kepada
Metrotvnews.com, Jumat (30/9/2016).
Jepri mengaku, saat masih di Bukit Duri, dirinya bisa mengantongi Rp500 ribu per hari dari hasil jualannya. Tapi, kini pemasukannya rata-rata hanya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu/hari.
"Hampir semua warga rusun di sini berjualan, saingannya banyak, makanya saya hanya berjualan makanan ringan dan jajanan anak-anak saja," kata bapak dua anak ini.
Warung makanan di Rusunawa Jatinegara. Foto: Riyan Ferdianto/Metrotvnews.com.
Jepri yang sudah hampir delapan bulan tinggal di Rusunawa Jatinegara ini juga mengeluhkan beban biaya sewa tempat tinggal. Tapi, Jepri mengaku tidak punya pilihan lain.
"Hasil dagangan cuma cukup untuk makan dan bayar sewa, kalau dulu tidak harus bayar sewa beda dengan sekarang. Ya saya mau gimana lagi mas, betah tidak betah yaa harus dijalani," ujar dia.
Warung makanan milik Jepri di Rusunawa Jatinegara. Foto: Riyan Ferdianto/Metrotvnews.com.
Tantri, 50, warga Rusunawa Jatinegara lain, juga mengaku penghasilannya menurun selama berdagang di Rusunawa Jatinegara. Dulu saat tinggal di Bukit Duri, Tantri mengaku bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari dari hasil membuka warung kopi. Namun, kini dirinya hanya mendapatkan Rp50 ribu per hari.
"Warung kopi seperti saya banyak di sini, warung kopi di Bukit Duri juga banyak tapi saya punya langganan di sana, di sini tidak," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
