Jakarta: Teriknya matahari Jakarta tampaknya tidak menghalangi sebagian warga ibu kota untuk beraktivitas. Di antara mereka ada sosok Sahil Zohidi seorang bocah yang masih berusia 15 tahun. Perawakannya yang tampak seperti orang timur tengah begitu mencolok dibandingkan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sahil memang bukan orang Indonesia asli, ia adalah seorang imigran asal Afganistan yang memilih pergi dari negaranya akibat konflik bersenjata yang tidak berkesudahan. Bersama keluarganya Sahil mencoba mencari hidup yang lebih baik di negeri orang.
“Saya dan keluarga lari dari rumah awalnya menuju kota Kabul (Afghanistan) untuk berpamitan pada keluarga besar. Setelah itu naik pesawat ke India, lanjut ke Singapura dan terakhir sampai di Jakarta, “ tuturnya.
Namun harapan Sahil Zohidi dan para imigran lainnya untuk menemukan hidup yang lebih baik tampaknya sulit untuk dicapai. Kini pasca-habisnya biaya untuk hidup di ibu kota, sebagian dari mereka harus tinggal di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta dan sebagian lagi terpaksa membangun tenda-tenda di kawasan Kalideres, Jakarta Barat dan hidup terlunta-lunta dan tanpa kejelasan. Terkadang untuk bertahan hidup mereka dibantu oleh masyarakat setempat.
Kini para pengungsi asal Afganistan berharap ada kejelasan mengenai hidup mereka kedepan, selayaknya manusia yang hidup dengan normal. Mereka menunggu kepastian dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) selaku lembaga yang bertugas menangani para pengungsi.
Selain itu, pasca penguasaan Taliban di Afganistan para pengungsi pun menuntut agar lembaga-lembaga terkait dapat memberikan informasi mengenai keluarga mereka di sana, hal ini disebabkan karena banyak para imigran yang kini tidak lagi mendapatkan kabar para keluarga mereka di Afganistan
Kisah Sahil Zohdi menjalani kehidupan sebagai imigran di ibukota terangkum di film dokumenter berjudul “Para Pencari Suaka” dalam program Melihat Indonesia yang akan tayang pada Minggu, 29 Agustus 2021 pukul 08.30 WIB di Metro TV.
Jakarta: Teriknya matahari Jakarta tampaknya tidak menghalangi sebagian warga ibu kota untuk beraktivitas. Di antara mereka ada sosok Sahil Zohidi seorang bocah yang masih berusia 15 tahun. Perawakannya yang tampak seperti orang timur tengah begitu mencolok dibandingkan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sahil memang bukan orang Indonesia asli, ia adalah seorang imigran asal Afganistan yang memilih pergi dari negaranya akibat konflik bersenjata yang tidak berkesudahan. Bersama keluarganya Sahil mencoba mencari hidup yang lebih baik di negeri orang.
“Saya dan keluarga lari dari rumah awalnya menuju kota Kabul (Afghanistan) untuk berpamitan pada keluarga besar. Setelah itu naik pesawat ke India, lanjut ke Singapura dan terakhir sampai di Jakarta, “ tuturnya.
Namun harapan Sahil Zohidi dan para imigran lainnya untuk menemukan hidup yang lebih baik tampaknya sulit untuk dicapai. Kini pasca-habisnya biaya untuk hidup di ibu kota, sebagian dari mereka harus tinggal di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta dan sebagian lagi terpaksa membangun tenda-tenda di kawasan Kalideres, Jakarta Barat dan hidup terlunta-lunta dan tanpa kejelasan. Terkadang untuk bertahan hidup mereka dibantu oleh masyarakat setempat.
Kini para pengungsi asal Afganistan berharap ada kejelasan mengenai hidup mereka kedepan, selayaknya manusia yang hidup dengan normal. Mereka menunggu kepastian dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) selaku lembaga yang bertugas menangani para pengungsi.
Selain itu, pasca penguasaan Taliban di Afganistan para pengungsi pun menuntut agar lembaga-lembaga terkait dapat memberikan informasi mengenai keluarga mereka di sana, hal ini disebabkan karena banyak para imigran yang kini tidak lagi mendapatkan kabar para keluarga mereka di Afganistan
Kisah Sahil Zohdi menjalani kehidupan sebagai imigran di ibukota terangkum di film dokumenter berjudul “Para Pencari Suaka” dalam program Melihat Indonesia yang akan tayang pada Minggu, 29 Agustus 2021 pukul 08.30 WIB di
Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
