Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak ingin mengambil alih pengelolaan Wisma Atlet dari pemerintah pusat. Hal itu diungkap Heru saat merespons permintaan DPRD DKI Jakarta yang mendorong agar aset hunian vertikal itu bisa dikelola Pemprov DKI.
Aset Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) itu dibangun untuk tempat tinggal atlet Asian Games 2018. Setelah Asian Games 2018 selesai, Wisma Atlet sempat kosong, kemudian digunakan sebagai RS darurat covid-19.
"Masih kita bahaslah. Saya ikuti pemerintah pusat saja," kata Heru di Jakarta, Jumat, 3 Februari 2023.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah meminta agar Pemprov DKI berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mengambil alih pengelolaan Wisma Atlet. Permintaan itu disampaikan saat rapat kerja dengan jajaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI. Ida mengungkapkan hal ini sebelumnya sudah pernah ia sampaikan kepada mendiang Sekretaris Daerah DKI Saefulloh sebelum terjadinya pandemi covid-19.
"Saya sudah diskusi dengan Pak Saefulloh. Baru tahap diskusi, lalu covid. Akhirnya dipakai (isolasi) covid. Sekarang ini mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu untuk kita minta. Jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh," ujar Ida, Rabu, 1 Februari 2023.
Menurut dia, kapasitas Wisma Atlet sangat besar. Wisma Atlet berdiri di dua lokasi yakni Pademangan dan Kemayoran. Ida menegaskan Pemprov DKI membutuhkan RS yang bisa dikombinasikan dengan hunian karena kebutuhan hunian masih tinggi dibandingkan stok perumahan yang ada.
"Kita enggak perlu gengsilah Pemda DKI ini, kan pemerintah pusat itu orang tua kita. Kan kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput. Nah, sekarang tambah lagi Wisma Atlet daripada mangkrak, lama kosong," tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PRKP DKI Sarjoko menjelaskan usulan Ida sangat memungkinkan untuk diwujudkan.
"Namun, memang pangsanya kita belum bisa memotret karena selama ini kita belum pernah mengidentifikasi kebutuhan rusunawa sekitar situ," jelas dia.
Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur DKI
Jakarta Heru Budi Hartono tidak ingin mengambil alih pengelolaan
Wisma Atlet dari pemerintah pusat. Hal itu diungkap Heru saat merespons permintaan
DPRD DKI Jakarta yang mendorong agar aset hunian vertikal itu bisa dikelola Pemprov DKI.
Aset Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) itu dibangun untuk tempat tinggal atlet Asian Games 2018. Setelah Asian Games 2018 selesai, Wisma Atlet sempat kosong, kemudian digunakan sebagai RS darurat covid-19.
"Masih kita bahaslah. Saya ikuti pemerintah pusat saja," kata Heru di Jakarta, Jumat, 3 Februari 2023.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah meminta agar Pemprov DKI berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mengambil alih pengelolaan Wisma Atlet. Permintaan itu disampaikan saat rapat kerja dengan jajaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI. Ida mengungkapkan hal ini sebelumnya sudah pernah ia sampaikan kepada mendiang Sekretaris Daerah DKI Saefulloh sebelum terjadinya pandemi covid-19.
"Saya sudah diskusi dengan Pak Saefulloh. Baru tahap diskusi, lalu covid. Akhirnya dipakai (isolasi) covid. Sekarang ini mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu untuk kita minta. Jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh," ujar Ida, Rabu, 1 Februari 2023.
Menurut dia, kapasitas Wisma Atlet sangat besar. Wisma Atlet berdiri di dua lokasi yakni Pademangan dan Kemayoran. Ida menegaskan Pemprov DKI membutuhkan RS yang bisa dikombinasikan dengan hunian karena kebutuhan hunian masih tinggi dibandingkan stok perumahan yang ada.
"Kita enggak perlu gengsilah Pemda DKI ini, kan pemerintah pusat itu orang tua kita. Kan kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput. Nah, sekarang tambah lagi Wisma Atlet daripada mangkrak, lama kosong," tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PRKP DKI Sarjoko menjelaskan usulan Ida sangat memungkinkan untuk diwujudkan.
"Namun, memang pangsanya kita belum bisa memotret karena selama ini kita belum pernah mengidentifikasi kebutuhan rusunawa sekitar situ," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
