Jakarta: Wakil Ketua DPRD M.Taufik mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali melegalkan jasa angkutan becak di Ibu Kota. Dengan catatan, ada batasan rute dan operasional becak.
"Saya kira kan becak itu, yang saya tahu itu di lingkungan. misalnya di tempat saya di Warakas perlu becak," kata M.Taufik di Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Januari 2018.
Taufik menilai, jasa angkutan yang digerakkan tenaga manusia itu lebih cocok sebagai angkutan pasar. Muatannya lebih besar membawa barang belanja ketimbang menggunakan ojek atau angkot.
"Anda lihat di tempat saya ini di Warakas perlu becak buat ke pasar. Beca kan bisa buat bawa barang belanjaan juga," jelasnya.
Baca: Politik Becak Anies-Sandi
Untuk batasan rute dan operasionalnya, kata Taufik, perlu dibuatkan rambu vorboden di jalan raya untuk larangan becak. Satpol PP dan petugas Dishub disiagakan memantau pergerakan becak.
Politikus Partai Gerindra itu yakin kehadiran becak bukan menjadi saingan dangan moda angkutan yang sudah ada seperti ojek pangkalan dan ojek online.
"Masing-masing ada rezekinya. tuhan yang ngatur. Itu sama juga antara online sama taksi existing," tutupnya.
Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana akan melegalkan becak di Ibu Kota. Dia bilang aturan dibuat untuk memberikan rasa aman kepada para pengemudi becak.
"Nanti saya bicara dengan Dinas Perhubungan DKI untuk menata itu semua," ujar Anies kepada awak media di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 15 Januari 2018.
Dengan cara itu pula, kata dia, jumlah becak di Ibu Kota mudah dikontrol. Anies menuturkan rencana pengoperasian becak belum akan diwujudkan dalam waktu dekat. Rencana masih dimatangkan demi keadilan dan keberpihakan.
Jakarta: Wakil Ketua DPRD M.Taufik mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali melegalkan jasa angkutan becak di Ibu Kota. Dengan catatan, ada batasan rute dan operasional becak.
"Saya kira kan becak itu, yang saya tahu itu di lingkungan. misalnya di tempat saya di Warakas perlu becak," kata M.Taufik di Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Januari 2018.
Taufik menilai, jasa angkutan yang digerakkan tenaga manusia itu lebih cocok sebagai angkutan pasar. Muatannya lebih besar membawa barang belanja ketimbang menggunakan ojek atau angkot.
"Anda lihat di tempat saya ini di Warakas perlu becak buat ke pasar. Beca kan bisa buat bawa barang belanjaan juga," jelasnya.
Baca: Politik Becak Anies-Sandi
Untuk batasan rute dan operasionalnya, kata Taufik, perlu dibuatkan rambu vorboden di jalan raya untuk larangan becak. Satpol PP dan petugas Dishub disiagakan memantau pergerakan becak.
Politikus Partai Gerindra itu yakin kehadiran becak bukan menjadi saingan dangan moda angkutan yang sudah ada seperti ojek pangkalan dan ojek online.
"Masing-masing ada rezekinya. tuhan yang ngatur. Itu sama juga antara
online sama taksi
existing," tutupnya.
Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana akan melegalkan becak di Ibu Kota. Dia bilang aturan dibuat untuk memberikan rasa aman kepada para pengemudi becak.
"Nanti saya bicara dengan Dinas Perhubungan DKI untuk menata itu semua," ujar Anies kepada awak media di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 15 Januari 2018.
Dengan cara itu pula, kata dia, jumlah becak di Ibu Kota mudah dikontrol. Anies menuturkan rencana pengoperasian becak belum akan diwujudkan dalam waktu dekat. Rencana masih dimatangkan demi keadilan dan keberpihakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
