Katowice: Manteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menegaskan Indonesia tak main-main dalam memerangi perubahan iklim. Indonesia sedang menyiapkan rencana pembangunan bersifat rendah karbon.
"Kami ingin sampaikan kepada masyarakat dunia, khususbya terkait masalah perubahan iklim bahwa Indonesia sedang menyiapkan rencana pembangunan lima tahun yang bersifat rendah karbon," kata Bambang di Paviliun Indonesia, Katowice, Polandia, Senin, 10 Desember 2018.
Bambang menegaskan hal ini menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim. Pembangunan rendah karbon ini disusun dalam rangka mewujudkan target Indonesia dalam Paris Agreement.
Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas karbon mencapai 26 persen pada 2020. Seiring waktu, angka ini bertambah menjadi 29 persen pada 2030.
"Dan hal itu hanya bisa dilakukan kalau penyelesaiannya menyeluruh, tidak parsial," kata Bambang.
Pembangunan rendah karbon ini mencakup sejumlah hal yang berkaitan dengan kehutanan, energi terbarukan, dan emisi dari transportasi. Ia menegaskan pemerintah tak ingin upaya memperbaiki lingkungan justru memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Jadi rendah karbon disusun agar tidak ada trade off atau saling meniadakan antar pertumbuhan ekonomi dengan upaya konservasi dan lingkungan hidup," pungkas Bambang.
Katowice: Manteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menegaskan Indonesia tak main-main dalam memerangi perubahan iklim. Indonesia sedang menyiapkan rencana pembangunan bersifat rendah karbon.
"Kami ingin sampaikan kepada masyarakat dunia, khususbya terkait masalah perubahan iklim bahwa Indonesia sedang menyiapkan rencana pembangunan lima tahun yang bersifat rendah karbon," kata Bambang di Paviliun Indonesia, Katowice, Polandia, Senin, 10 Desember 2018.
Bambang menegaskan hal ini menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim. Pembangunan rendah karbon ini disusun dalam rangka mewujudkan target Indonesia dalam Paris Agreement.
Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas karbon mencapai 26 persen pada 2020. Seiring waktu, angka ini bertambah menjadi 29 persen pada 2030.
"Dan hal itu hanya bisa dilakukan kalau penyelesaiannya menyeluruh, tidak parsial," kata Bambang.
Pembangunan rendah karbon ini mencakup sejumlah hal yang berkaitan dengan kehutanan, energi terbarukan, dan emisi dari transportasi. Ia menegaskan pemerintah tak ingin upaya memperbaiki lingkungan justru memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Jadi rendah karbon disusun agar tidak ada trade off atau saling meniadakan antar pertumbuhan ekonomi dengan upaya konservasi dan lingkungan hidup," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
