medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulogebang bakal diresmikan pada Rabu, 28 Desember 2016. Setelah terminal beroperasi, terminal-terminal bayangan akan ditutup.
"Setelah tanggal 28 Desember, semua terminal bayangan kita tutup. Kita lihat, apakah penumpang membludak atau tidak," kata Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016).
Soni, sapaan Sumarsono, mengatakan, penutupan terminal bayangan, seperti Terminal Pulogadung dan Terminal Rawamangun, perlu diiringi perbaikan sistem transportasi umum yang menuju Terminal Pulogebang. Sebab, selama ini akses masyarakat mencapai terminal terbesar se-Asia Tenggara itu masih banyak dikeluhkan.
Karena itu, kendaraan-kendaraan kecil seperti angkutan perkotaan (angkot) bisa membuka rute ke Terminal Pulogebang. Atau paling tidak, kata dia, menghubungkan antara Terminal Pulogebang dengan terminal-terminal bayangan.
"Bahkan Kementerian Perhubungan memiliki gagasan kalau perlu diberikan kendaraan gratis pada masa transisi ini, dari Pulogadung, Rawamangun, untuk ke sini," kata dia.
Gagasan itu disambut baik oleh Soni. Pasalnya, gagasan itu agar masyarakat saat sosialisasi mau pindah tanpa perlu dipaksa.
Soni mengklaim, masyarakat dan calon penumpang mulai merasa nyaman menggunakan Terminal Pulogebang. Selain kemudahan akses, Soni berharap semua pihak tetap menjaga komitmen Terminal Pulogebang bersih dari praktik pungli dan percaloan.
"Karena itu, semua pakai model online. Termasuk loket-loket tidak ada, tapi selama masa transisi boleh lah pakai loket. Bahkan kalau perlu pakai sistem cashless," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulogebang bakal diresmikan pada Rabu, 28 Desember 2016. Setelah terminal beroperasi, terminal-terminal bayangan akan ditutup.
"Setelah tanggal 28 Desember, semua terminal bayangan kita tutup. Kita lihat, apakah penumpang membludak atau tidak," kata Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016).
Soni, sapaan Sumarsono, mengatakan, penutupan terminal bayangan, seperti Terminal Pulogadung dan Terminal Rawamangun, perlu diiringi perbaikan sistem transportasi umum yang menuju Terminal Pulogebang. Sebab, selama ini akses masyarakat mencapai terminal terbesar se-Asia Tenggara itu masih banyak dikeluhkan.
Karena itu, kendaraan-kendaraan kecil seperti angkutan perkotaan (angkot) bisa membuka rute ke Terminal Pulogebang. Atau paling tidak, kata dia, menghubungkan antara Terminal Pulogebang dengan terminal-terminal bayangan.
"Bahkan Kementerian Perhubungan memiliki gagasan kalau perlu diberikan kendaraan gratis pada masa transisi ini, dari Pulogadung, Rawamangun, untuk ke sini," kata dia.
Gagasan itu disambut baik oleh Soni. Pasalnya, gagasan itu agar masyarakat saat sosialisasi mau pindah tanpa perlu dipaksa.
Soni mengklaim, masyarakat dan calon penumpang mulai merasa nyaman menggunakan Terminal Pulogebang. Selain kemudahan akses, Soni berharap semua pihak tetap menjaga komitmen Terminal Pulogebang bersih dari praktik pungli dan percaloan.
"Karena itu, semua pakai model online. Termasuk loket-loket tidak ada, tapi selama masa transisi boleh lah pakai loket. Bahkan kalau perlu pakai sistem cashless," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
