medcom.id, Jakarta: Razia dan penangkapan Metromini yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta dinilai berlebihan. Sebab, banyak angkutan umum lain yang ugal-ugalan tapi tidak menjadi sorotan.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan membantah hanya Metromini yang ugal-ugalan di jalan. Menurutnya, banyak angkutan umum lain yang bertingkah serupa.
"Tidak cuma Metromini saja kok. Kopaja juga sering 'ugal-ugalan di jalan. Kendaraan lain juga ada. Kenapa hanya Metromini yang disorot?" ujar Azas kepada Metrotvnews.com, Selasa (22/12/2015).
Pengusaha Metromini itu kecewa dengan razia dan penertiban yang dilakukan Pemerintah DKI, sebagai pemilik delapan unit Metromini dirinya akan terus melakukan aksi mogok.
Aksi tersebut dilakukan hingga Pemprov DKI mengembalikan bus Metromini yang dikandangkan. Ia ingin pemerintah mengizinkan Metromini beroperasi seperti biasa.
"Kami ikut mogok, karena kalau beroperasi takut ditangkap sembarangan oleh Dishub. Dengan berbagai alasan, padahal dokumen kami lengkap," kata pemilik Metromini jurusan Senin-Manggarai itu.
Tigor mengklaim Metromini yang dimilikinya memiliki surat-surat kendaraan. Sementara, sopir yang diasuhnya sudah melewati tahap seleksi dan pembinaan.
Pemprov DKI menggalakkan razia setelah kasus Metromini tertabrak kereta api di perlintasan pintu kereta Angke, Jakarta Barat. Sebanyak 18 orang penumpang Metromini meninggal dunia.
Kemudian, Metromini menabrak ibu dan anak di Meruya, Kembangan, Jakarta Barat. Anaknya meninggal dan ibu kritis. Rem Metromini diduga tidak berfungsi dengan baik.
Hingga saat ini, Dinas Perhubungan sudah mengandangkan 261 Metromini rongsok. Badan bus banyak yang rusak, lampu mati, serta surat izin operasional baik bus maupun sopir tidak lengkap.
medcom.id, Jakarta: Razia dan penangkapan Metromini yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta dinilai berlebihan. Sebab, banyak angkutan umum lain yang ugal-ugalan tapi tidak menjadi sorotan.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan membantah hanya Metromini yang ugal-ugalan di jalan. Menurutnya, banyak angkutan umum lain yang bertingkah serupa.
"Tidak cuma Metromini saja kok. Kopaja juga sering 'ugal-ugalan di jalan. Kendaraan lain juga ada. Kenapa hanya Metromini yang disorot?" ujar Azas kepada Metrotvnews.com, Selasa (22/12/2015).
Pengusaha Metromini itu kecewa dengan razia dan penertiban yang dilakukan Pemerintah DKI, sebagai pemilik delapan unit Metromini dirinya akan terus melakukan aksi mogok.
Aksi tersebut dilakukan hingga Pemprov DKI mengembalikan bus Metromini yang dikandangkan. Ia ingin pemerintah mengizinkan Metromini beroperasi seperti biasa.
"Kami ikut mogok, karena kalau beroperasi takut ditangkap sembarangan oleh Dishub. Dengan berbagai alasan, padahal dokumen kami lengkap," kata pemilik Metromini jurusan Senin-Manggarai itu.
Tigor mengklaim Metromini yang dimilikinya memiliki surat-surat kendaraan. Sementara, sopir yang diasuhnya sudah melewati tahap seleksi dan pembinaan.
Pemprov DKI menggalakkan razia setelah kasus Metromini tertabrak kereta api di perlintasan pintu kereta Angke, Jakarta Barat. Sebanyak 18 orang penumpang Metromini meninggal dunia.
Kemudian, Metromini menabrak ibu dan anak di Meruya, Kembangan, Jakarta Barat. Anaknya meninggal dan ibu kritis. Rem Metromini diduga tidak berfungsi dengan baik.
Hingga saat ini, Dinas Perhubungan sudah mengandangkan 261 Metromini rongsok. Badan bus banyak yang rusak, lampu mati, serta surat izin operasional baik bus maupun sopir tidak lengkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
