medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan mengeluarkan aturan baru terakait kepemilikan rumah susun. Ahok tak ingin ada warga lain yang menumpang di rusun milik pemerintah selain keluarga inti.
"Senin rapim (rapat pimpinan) akan buat peraturan gubernur (pergub) baru, tidak boleh menerima pindahan KTP, numpang ke KTP atau KK (kartu keluarga) rusun," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 5 Mei 2017.
Pernyataan ini Ahok lontarkan gara-gara ada warga Bekasi yang menempati rusun milik saudaranya di Jakarta Timur. Ahok mengatakan, saudara sekalipun tak diperbolehkan menempati rusun. Hanya yang memiliki KTP rusun saja yang boleh tinggal di rusun.
Sementara itu, rusun yang ditempati oleh dua kepala keluarga harus dipisah dengan mengurus rusun baru. "Supaya enggak berkumpul dengan keluarga utamanya, kecuali anak yang baru lahir," kata Ahok.
Franky, 45, warga Bekasi itu diketahui menempati Rusun Tipar, Jakarta Timur. Padahal rusun hanya boleh ditempati warga Jakarta.
Kejadian berawal ketika Franky menemui Ahok di Balai Kota. Franky meminta unit rusun Tipar kepada Ahok. Setelah membaca dokumen, ternyata Franky sudah tinggal selama 3 bulan di rusun Tipar tersebut. Rusun tersebut ternyata milik saudara Franky yang kini sudah pindah ke Kalimantan.
Ahok mengungkapkan, apa yang dilakukan Franky adalah modus baru untuk mendapatkan rusun di Ibu Kota.
"Ini modus baru. Keluarga baru, pindah ikut masuk ke KK yang tinggal di rusun. Setelah 4 bulan, dia mengajukan permintaan rusun, seolah-olah mereka dua kepala keluarga yang tinggal dalam satu unit rusun. Begitu saya cek ternyata itu KTP baru," kata Ahok.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan mengeluarkan aturan baru terakait kepemilikan rumah susun. Ahok tak ingin ada warga lain yang menumpang di rusun milik pemerintah selain keluarga inti.
"Senin rapim (rapat pimpinan) akan buat peraturan gubernur (pergub) baru, tidak boleh menerima pindahan KTP, numpang ke KTP atau KK (kartu keluarga) rusun," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 5 Mei 2017.
Pernyataan ini Ahok lontarkan gara-gara ada warga Bekasi yang menempati rusun milik saudaranya di Jakarta Timur. Ahok mengatakan, saudara sekalipun tak diperbolehkan menempati rusun. Hanya yang memiliki KTP rusun saja yang boleh tinggal di rusun.
Sementara itu, rusun yang ditempati oleh dua kepala keluarga harus dipisah dengan mengurus rusun baru. "Supaya enggak berkumpul dengan keluarga utamanya, kecuali anak yang baru lahir," kata Ahok.
Franky, 45, warga Bekasi itu diketahui menempati Rusun Tipar, Jakarta Timur. Padahal rusun hanya boleh ditempati warga Jakarta.
Kejadian berawal ketika Franky menemui Ahok di Balai Kota. Franky meminta unit rusun Tipar kepada Ahok. Setelah membaca dokumen, ternyata Franky sudah tinggal selama 3 bulan di rusun Tipar tersebut. Rusun tersebut ternyata milik saudara Franky yang kini sudah pindah ke Kalimantan.
Ahok mengungkapkan, apa yang dilakukan Franky adalah modus baru untuk mendapatkan rusun di Ibu Kota.
"Ini modus baru. Keluarga baru, pindah ikut masuk ke KK yang tinggal di rusun. Setelah 4 bulan, dia mengajukan permintaan rusun, seolah-olah mereka dua kepala keluarga yang tinggal dalam satu unit rusun. Begitu saya cek ternyata itu KTP baru," kata Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
