Jakarta: Pembangunan tahap kedua Moda Raya Terpadu (MRT) dimulai. Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menyebut pihaknya melakukan pendekatan pada pemilik lahan di areal pembangunan.
"Koordinasi dengan pemilik lahan sekitar proyek, jadi sepanjang jalan fase II ini kami aktif koordinasi dengan pemilik lahan sebelum memulai pengerjaannya," kata Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin saat dihubungi medcom.id, Selasa, 2 April 2019.
Ia menyebut ada beberapa hal dibahas dalam koordinasi, misalnya status kepemilikan lahan. Harus jelas, apakah tanah tersebut milik swasta atau pemerintah. Sehingga pihaknya dapat memetakan pengerjaan proyek tersebut.
Baca juga: Warga Kritik MRT Jakarta
"Karena kan dari pengalaman fase I, pembelajarannya adalah untuk pembebasan lahannya," ucap Kamal.
Saat ini pihaknya belum memikirkan untuk pembangunan kantong parkir masyarakat pengguna MRT. Menurut Kamal, hal itu akan disesuaikan dengan peta keseluruhan lahan terlebih dulu. Jika diperlukan, maka kantong parkir akan dibuat.
"Jadi menggunakan data yang bisa diandalkan demi membuat keputusan apakah perlu park and ride atau tidak," tuturnya.
Pengerjaan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) fase II bakal dimulai akhir tahun 2019. Pasalnya, saat ini pengerjaan MRT fase II masih tersendat di proses lelang kontraktor.
"Mungkin triwulan ketiga atau empat tahun ini ditentukan pemenangnya (kontraktor) dan pengerjaannya akan dilakukan tahun ini juga," kata Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin.
Baca Juga: Kartu Single Trip MRT Dibanderol Rp15 Ribu
Pembangunan stasiun fase II A bakal dimulai dari Stasiun Sarinah hingga Kota. Rutenya yakni Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Ketujuh stasiun MRT fase II bakal berada di bawah tanah.
MRT Jakarta menyiapkan anggaran Pembangunan MRT fase II sebanyak Rp 22,5 trilliun dengan panjang rel hanya 6 kilometer. Dana tersebut didapatkan dari pinjaman ke pemerintah Jepang.
Jakarta: Pembangunan tahap kedua Moda Raya Terpadu (MRT) dimulai. Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menyebut pihaknya melakukan pendekatan pada pemilik lahan di areal pembangunan.
"Koordinasi dengan pemilik lahan sekitar proyek, jadi sepanjang jalan fase II ini kami aktif koordinasi dengan pemilik lahan sebelum memulai pengerjaannya," kata Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin saat dihubungi medcom.id, Selasa, 2 April 2019.
Ia menyebut ada beberapa hal dibahas dalam koordinasi, misalnya status kepemilikan lahan. Harus jelas, apakah tanah tersebut milik swasta atau pemerintah. Sehingga pihaknya dapat memetakan pengerjaan proyek tersebut.
Baca juga:
Warga Kritik MRT Jakarta
"Karena kan dari pengalaman fase I, pembelajarannya adalah untuk pembebasan lahannya," ucap Kamal.
Saat ini pihaknya belum memikirkan untuk pembangunan kantong parkir masyarakat pengguna MRT. Menurut Kamal, hal itu akan disesuaikan dengan peta keseluruhan lahan terlebih dulu. Jika diperlukan, maka kantong parkir akan dibuat.
"Jadi menggunakan data yang bisa diandalkan demi membuat keputusan apakah perlu park and ride atau tidak," tuturnya.
Pengerjaan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) fase II bakal dimulai akhir tahun 2019. Pasalnya, saat ini pengerjaan MRT fase II masih tersendat di proses lelang kontraktor.
"Mungkin triwulan ketiga atau empat tahun ini ditentukan pemenangnya (kontraktor) dan pengerjaannya akan dilakukan tahun ini juga," kata Coorporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin.
Baca Juga:
Kartu Single Trip MRT Dibanderol Rp15 Ribu
Pembangunan stasiun fase II A bakal dimulai dari Stasiun Sarinah hingga Kota. Rutenya yakni Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Ketujuh stasiun MRT fase II bakal berada di bawah tanah.
MRT Jakarta menyiapkan anggaran Pembangunan MRT fase II sebanyak Rp 22,5 trilliun dengan panjang rel hanya 6 kilometer. Dana tersebut didapatkan dari pinjaman ke pemerintah Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
