medcom.id, Jakarta: Kepolisian sudah menetapkan Andi Wahyudi sebagai tersangka pelaku pembunuhan terhadap Hayriantira, alias Rian, asisten Presiden Direktur XL. Namun, hal itu dinilai belum cukup bagi keluarga maupun tim pengacara.
Mereka menduga kuat pelaku pembunuhan terhadap Rian, lebih dari satu orang. Keyakinan itu didapat dari temuan-temuan baru yang diklaim dapat mengarahkan pada pelaku lainnya.
Beberapa temuan itu antara lain soal pesan singkat bernada teror yang ditemukan pada telepon genggam milik Rian sebelum dia tewas.
"Jadi sebelum meninggal Rian sempat mengcapture SMS teror itu dan mengirimkan pada kakaknya yang di Belanda. Curhatlah dia pada kakaknya. Untungnya si Kakaknya itu masih menyimpan Capture SMS yang dikirim korban," kata salah satu pengacara korban, Rivai Kusumanegara di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/9/2015).
Berikut isi pesan singkatnya;
"Seharusnya kamu menyerah saja agar tidak ada lagi korban-korban berikutnya. Kamu turuti apa yang anak kami minta. Surat-surat rumah besok disidanh harap dibawa kepada kami. Agar semua tenang dan aman. Anak-anak biar kami yang urus. Kamu tidak ingin ada korban berikutnya kan. Yang membela kamu saja sudah kena satu korban. Pengacara sudah kami kuasai. Sampai jumpa disidang besok. Jika tidak bawa lihat saja berikutnya"
Keluarga dan pengacara mengaku tidak mengetahui siapa yang mengirim pesan singkat itu. Yang jelas, kata Rivai, pesan singkat itu dikirim saat Rian dan mantan suaminya, Dian menjalani proses sidang perceraian.
Temuan itu, diakui juga sudah diserahkan pada penyidik. Keluarga dan tim kuasa hukum berharap penyelidikan polisi tak hanya berhenti pada satu pelaku pembunuhan yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Andi Wahyudi.
medcom.id, Jakarta: Kepolisian sudah menetapkan Andi Wahyudi sebagai tersangka pelaku pembunuhan terhadap Hayriantira, alias Rian, asisten Presiden Direktur XL. Namun, hal itu dinilai belum cukup bagi keluarga maupun tim pengacara.
Mereka menduga kuat pelaku pembunuhan terhadap Rian, lebih dari satu orang. Keyakinan itu didapat dari temuan-temuan baru yang diklaim dapat mengarahkan pada pelaku lainnya.
Beberapa temuan itu antara lain soal pesan singkat bernada teror yang ditemukan pada telepon genggam milik Rian sebelum dia tewas.
"Jadi sebelum meninggal Rian sempat meng
capture SMS teror itu dan mengirimkan pada kakaknya yang di Belanda. Curhatlah dia pada kakaknya. Untungnya si Kakaknya itu masih menyimpan Capture SMS yang dikirim korban," kata salah satu pengacara korban, Rivai Kusumanegara di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/9/2015).
Berikut isi pesan singkatnya;
"Seharusnya kamu menyerah saja agar tidak ada lagi korban-korban berikutnya. Kamu turuti apa yang anak kami minta. Surat-surat rumah besok disidanh harap dibawa kepada kami. Agar semua tenang dan aman. Anak-anak biar kami yang urus. Kamu tidak ingin ada korban berikutnya kan. Yang membela kamu saja sudah kena satu korban. Pengacara sudah kami kuasai. Sampai jumpa disidang besok. Jika tidak bawa lihat saja berikutnya"
Keluarga dan pengacara mengaku tidak mengetahui siapa yang mengirim pesan singkat itu. Yang jelas, kata Rivai, pesan singkat itu dikirim saat Rian dan mantan suaminya, Dian menjalani proses sidang perceraian.
Temuan itu, diakui juga sudah diserahkan pada penyidik. Keluarga dan tim kuasa hukum berharap penyelidikan polisi tak hanya berhenti pada satu pelaku pembunuhan yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Andi Wahyudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)
