medcom.id, Jakarta: Insiden jatuhnya lift di Blok M Square membuat pengawasan gedung bertingkat diperketat. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, Priyono, menyebut akan berkoodinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja terkait hal ini.
"Memang kita nanti sudah akan beralih memprioritaskan gedung-gedung bertingkat. Nanti dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Kemenaker," kata Priyono kepada Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Dengan berkoordinasi, menurutnya, bisa membantu Disnakertrans DKI yang hanya memiliki 65 personel pengawas ketenagakerjaan. Sedangkan gedung obyek pengawasan keselamatan pekerjaan di Ibu Kota sangat banyak. Karena itu membutuhkan tenaga tak sedikit untuk mengawasinya.
Priyono mengimbau, seluruh perusahaan di DKI memperhatikan aset. Ia mengasumsikan obyek korporasi sepeda motor. Perusahaan sebagai pemilik harus memelihara kondisi barangnya, karena kalau rusak akan menghambat kinerja pemilik.
"Kodratnya, ya, perusahaan sebagai pemilik harus merawat," ujarnya.
Mengenai teknis pengawasan, Priyono menyebut pihaknya memakai skala prioritas. Detailnya ada jenis pemeriksaan secara berkala yang dilakukan setiap tahun dengan objek tertentu, seperti gedung dan standar manajemen ketenagakerjaan. Atau jenis pemeriksaan khusus, yang berdasarkan pada laporan-laporan pekerja di Ibu Kota.
Jika berkala, dijelaskan Priyono, asumsinya 65 pengawas di DKI memeriksa 10 perusahaan tiap bulan. Maka dalam satu tahun hanya bisa menjangkau sekitar 8.000 perusahaan. Di Jakarta ada 30.000 lebih perusahaan.
"Dengan melihat kondisi demikian, ada skala prioritas. Kalau perusahaan sudah oke, baik perlindungan, kesejahteraan dan lainnya, maka kita periksa perusahaan lain," sebut Priyono.
medcom.id, Jakarta: Insiden jatuhnya lift di Blok M Square membuat pengawasan gedung bertingkat diperketat. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, Priyono, menyebut akan berkoodinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja terkait hal ini.
"Memang kita nanti sudah akan beralih memprioritaskan gedung-gedung bertingkat. Nanti dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Kemenaker," kata Priyono kepada
Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Dengan berkoordinasi, menurutnya, bisa membantu Disnakertrans DKI yang hanya memiliki 65 personel pengawas ketenagakerjaan. Sedangkan gedung obyek pengawasan keselamatan pekerjaan di Ibu Kota sangat banyak. Karena itu membutuhkan tenaga tak sedikit untuk mengawasinya.
Priyono mengimbau, seluruh perusahaan di DKI memperhatikan aset. Ia mengasumsikan obyek korporasi sepeda motor. Perusahaan sebagai pemilik harus memelihara kondisi barangnya, karena kalau rusak akan menghambat kinerja pemilik.
"Kodratnya, ya, perusahaan sebagai pemilik harus merawat," ujarnya.
Mengenai teknis pengawasan, Priyono menyebut pihaknya memakai skala prioritas. Detailnya ada jenis pemeriksaan secara berkala yang dilakukan setiap tahun dengan objek tertentu, seperti gedung dan standar manajemen ketenagakerjaan. Atau jenis pemeriksaan khusus, yang berdasarkan pada laporan-laporan pekerja di Ibu Kota.
Jika berkala, dijelaskan Priyono, asumsinya 65 pengawas di DKI memeriksa 10 perusahaan tiap bulan. Maka dalam satu tahun hanya bisa menjangkau sekitar 8.000 perusahaan. Di Jakarta ada 30.000 lebih perusahaan.
"Dengan melihat kondisi demikian, ada skala prioritas. Kalau perusahaan sudah oke, baik perlindungan, kesejahteraan dan lainnya, maka kita periksa perusahaan lain," sebut Priyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
