Jakarta: DKI Jakarta meraih 2021 Sustainable Transport Award (STA) terkait program integrasi antarmoda transportasi publik. Penghargaan itu dianggap berkat kinerja gubernur periode sebelumnya.
"Transjakarta kan mulai ada dari zaman Pak Fauzi Bowo, Sutiyoso. MRT (Moda raya terpadu) zamannya Pak Jokowi, lingkar Semanggi zamannya Pak Jokowi-Ahok," beber anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, saat dihubungi, Minggu, 1 November 2020.
Gilbert mempertanyakan kontribusi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait pemberian penghargaan ini. Anies diminta membeberkan kinerjanya selama menjabat tiga tahun.
"Kalau jalur sepeda 63 kilometer emang berjalan efektif? Yang ada malah pesepedanya dibegal," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dia mengatakan sepeda tidak bisa menjadi moda transportasi yang mampu mengurai kemacetan. Sepeda digunakan sebagai hobi, bukan alat transportasi utama.
"Maka pesepeda itu hanya banyak di akhir pekan," jelas Gilbert.
Baca: Siasat Anies Perbaiki Tata Kelola Transportasi DKI
Anies bangga terhadap Jakarta yang berhasil menyabet 2021 STA. Dia mengatakan Jakarta berhasil mengalahkan puluhan kota besar dunia seperti Auckland, Bogota, Buenos Aires, Charlotte, Frankfurt, Moscow, San Francisco, dan Sao Paulo.
Kemenangan DKI dilihat dari perluasan jalur dan penambahan fasilitas sepeda, revitalisasi halte, dan trotoar. Ada pula penataan fasilitas pejalan kaki di kampung-kampung dan integrasi berbagai moda transportasi publik.
Jakarta meraih 2021 STA tak lepas dari kolaborasi warga, pegiat transportasi untuk desain wayfinding, inovasi bus listrik, dan mikrotrans AC. Penghargaan ini juga diraih atas kehadiran MRT Jakarta dan lintas raya terpadu (LRT) Jakarta, intergrasi moda transportasi antara mikrobus, TransJakarta, MRT dan LRT, hingga pembangunan 63 kilometer jalur sepeda.
Jakarta:
DKI Jakarta meraih 2021
Sustainable Transport Award (STA) terkait program integrasi antarmoda transportasi publik. Penghargaan itu dianggap berkat kinerja gubernur periode sebelumnya.
"Transjakarta kan mulai ada dari zaman Pak Fauzi Bowo, Sutiyoso. MRT (Moda raya terpadu) zamannya Pak Jokowi, lingkar Semanggi zamannya Pak Jokowi-Ahok," beber anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, saat dihubungi, Minggu, 1 November 2020.
Gilbert mempertanyakan kontribusi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait pemberian penghargaan ini. Anies diminta membeberkan kinerjanya selama menjabat tiga tahun.
"Kalau jalur
sepeda 63 kilometer emang berjalan efektif? Yang ada malah pesepedanya dibegal," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dia mengatakan sepeda tidak bisa menjadi moda transportasi yang mampu mengurai kemacetan. Sepeda digunakan sebagai hobi, bukan alat transportasi utama.
"Maka pesepeda itu hanya banyak di akhir pekan," jelas Gilbert.
Baca:
Siasat Anies Perbaiki Tata Kelola Transportasi DKI
Anies bangga terhadap Jakarta yang berhasil menyabet 2021 STA. Dia mengatakan Jakarta berhasil mengalahkan puluhan kota besar dunia seperti Auckland, Bogota, Buenos Aires, Charlotte, Frankfurt, Moscow, San Francisco, dan Sao Paulo.
Kemenangan DKI dilihat dari perluasan jalur dan penambahan fasilitas sepeda, revitalisasi halte, dan trotoar. Ada pula penataan fasilitas pejalan kaki di kampung-kampung dan integrasi berbagai moda transportasi publik.
Jakarta meraih 2021 STA tak lepas dari kolaborasi warga, pegiat transportasi untuk desain
wayfinding, inovasi bus listrik, dan mikrotrans AC. Penghargaan ini juga diraih atas kehadiran MRT Jakarta dan lintas raya terpadu (LRT) Jakarta, intergrasi moda transportasi antara mikrobus, TransJakarta, MRT dan LRT, hingga pembangunan 63 kilometer jalur sepeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
