medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta memiliki 4 proyek transportasi massal yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit kemacetan Jakarta yang semakin akut. Di antaranya, Mass Rapid Transit (MRT), Light Rapid Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT) dan Waterway (Angkutan Sungai).
Pengamat perkotaan Nirwono Joga menilai, Pemprov DKI tidak memiliki komitmen yang kuat dalam meembangun sistem trasnportasi massal. Buktinya keempat proyek tersebut yang digadang-gadang hingga saat ini belum terealisasi kecuali BRT atau Bus TransJakarta.
"BRT masih 4 koridor belum kelar, SOP (Standar Operasional Prosedur) di 11 koridor lainnya pun masih jauh, belum maksimal. LRT gagal, baru-baru ini tiba-tiba muncul model kereta layang ringan yang didukung PT Adhi Karya, MRT belum selesai, Waterway bisa katakan gagal," kata Nirwono kepada Metrotvnews.com, Minggu (30/8/2015).
Ditinjau dari tata ruang kota, kepadatan penduduk Jakarta sudah tidak layak, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan WHO yakni 5.000 jiwa perkilometer persegi. Sementara di Jakarta mencapai 14 hingga 17 ribu jiwa perkilometer persegi.
Koordinator Gerakan Indonesia Menghijau ini juga mengatakan Pemprov DKI sebenarnya sudah mengeluarkan Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030. Dalam Perda itu disebut, pembangunan hunian penduduk diarahkan ke bangunan jenis vertikal dalam kawasan terpadu.
"Namun di Jakarta masih dalam wujud dan kelas yang eksklusif, seperti super blok di Epicentrum, SCBD (Sudirman Central Bussines District), dan lain-lain. Belum ada kawasan terpadu untuk masyarakat kelas menengah ke bawah," tutur dia.
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta memiliki 4 proyek transportasi massal yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit kemacetan Jakarta yang semakin akut. Di antaranya,
Mass Rapid Transit (MRT),
Light Rapid Transit (LRT),
Bus Rapid Transit (BRT) dan
Waterway (Angkutan Sungai).
Pengamat perkotaan Nirwono Joga menilai, Pemprov DKI tidak memiliki komitmen yang kuat dalam meembangun sistem trasnportasi massal. Buktinya keempat proyek tersebut yang digadang-gadang hingga saat ini belum terealisasi kecuali BRT atau Bus TransJakarta.
"BRT masih 4 koridor belum kelar, SOP (Standar Operasional Prosedur) di 11 koridor lainnya pun masih jauh, belum maksimal. LRT gagal, baru-baru ini tiba-tiba muncul model kereta layang ringan yang didukung PT Adhi Karya, MRT belum selesai, Waterway bisa katakan gagal," kata Nirwono kepada
Metrotvnews.com, Minggu (30/8/2015).
Ditinjau dari tata ruang kota, kepadatan penduduk Jakarta sudah tidak layak, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan WHO yakni 5.000 jiwa perkilometer persegi. Sementara di Jakarta mencapai 14 hingga 17 ribu jiwa perkilometer persegi.
Koordinator Gerakan Indonesia Menghijau ini juga mengatakan Pemprov DKI sebenarnya sudah mengeluarkan Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030. Dalam Perda itu disebut, pembangunan hunian penduduk diarahkan ke bangunan jenis vertikal dalam kawasan terpadu.
"Namun di Jakarta masih dalam wujud dan kelas yang eksklusif, seperti super blok di Epicentrum, SCBD (Sudirman Central Bussines District), dan lain-lain. Belum ada kawasan terpadu untuk masyarakat kelas menengah ke bawah," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
