medcom.id, Jakarta: Polda Metro Jaya mengklaim telah merampungkan penyidikan, perkara dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dua tersangka pengajar Jakarta International School (JIS). Pihak kepolisian hanya perlu menyelesaikan pemberkasan, dan selanjutnya melimpahkan perkara ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"(Pelimpahan tahap pertama) dalam waktu secepatnya ke JPU (jaksa penuntut umum)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, Jumat (1/8/2014).
Setelah pelimpahan berkas tersebut, jaksa kemudian akan melakukan penelitian serta mempelajari materi perkara. Namun, apabila ternyata ada kekurangan maka berkas dapat dikembalikan untuk disempurnakan penyidik.
Heru optimis berkas yang dikirim dapat segera diproses ke meja hijau. Pasalnya, penyidik mengaku telah mengantongi alat bukti yang cukup untuk dibawa ke persidangan. "Kalau dua bukti sudah memenuhi. Artinya, sudah ada empat alat bukti itu dan lebih dari cukup."
Kedua tersangka pengajar taman kanak-kanak (TK) JIS itu ialah Neil Bantlemen (WN Kanada) dan Ferdinand Tjiong (WNI). Mereka ditahan sejak Senin 14 Juli lalu, lantaran dianggap diduga melanggar Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Menurut Heru, masa penahanan untuk 20 hari pertama akan habis pada Sabtu 2 Agustus besok. "Karena sudah selesai, sehingga diperpanjang ke kejaksaan 40 hari penahanan untuk kedua tersangka ini," ujarnya.
Heru enggan berkomentar saat ditanya hasil uji kebohongan terhadap kedua tersangka. Jika indikator yang ditampilkan mesin lie detector ternyata tidak mendukung, maka penyidik akan menggunakan bukti lain yang sudah dimiliki sebelumnya.
"Tes kebohongan ini kan hanya sebagai pendukung saja. Dalam arti proses penyidikan kan ada upaya-upaya penyidik untuk melengkapi proses penyidik itu sendiri termasuk ada dari labfor (laboratorium forensik)," tandasnya.
medcom.id, Jakarta: Polda Metro Jaya mengklaim telah merampungkan penyidikan, perkara dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dua tersangka pengajar Jakarta International School (JIS). Pihak kepolisian hanya perlu menyelesaikan pemberkasan, dan selanjutnya melimpahkan perkara ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"(Pelimpahan tahap pertama) dalam waktu secepatnya ke JPU (jaksa penuntut umum)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, Jumat (1/8/2014).
Setelah pelimpahan berkas tersebut, jaksa kemudian akan melakukan penelitian serta mempelajari materi perkara. Namun, apabila ternyata ada kekurangan maka berkas dapat dikembalikan untuk disempurnakan penyidik.
Heru optimis berkas yang dikirim dapat segera diproses ke meja hijau. Pasalnya, penyidik mengaku telah mengantongi alat bukti yang cukup untuk dibawa ke persidangan. "Kalau dua bukti sudah memenuhi. Artinya, sudah ada empat alat bukti itu dan lebih dari cukup."
Kedua tersangka pengajar taman kanak-kanak (TK) JIS itu ialah Neil Bantlemen (WN Kanada) dan Ferdinand Tjiong (WNI). Mereka ditahan sejak Senin 14 Juli lalu, lantaran dianggap diduga melanggar Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Menurut Heru, masa penahanan untuk 20 hari pertama akan habis pada Sabtu 2 Agustus besok. "Karena sudah selesai, sehingga diperpanjang ke kejaksaan 40 hari penahanan untuk kedua tersangka ini," ujarnya.
Heru enggan berkomentar saat ditanya hasil uji kebohongan terhadap kedua tersangka. Jika indikator yang ditampilkan mesin lie detector ternyata tidak mendukung, maka penyidik akan menggunakan bukti lain yang sudah dimiliki sebelumnya.
"Tes kebohongan ini kan hanya sebagai pendukung saja. Dalam arti proses penyidikan kan ada upaya-upaya penyidik untuk melengkapi proses penyidik itu sendiri termasuk ada dari labfor (laboratorium forensik)," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)
