Jakarta: Pejalan kaki di Jalan Kramat Jaya Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat mengeluhkan trotoar berubah jadi tempat dagang hewan kurban. Trotoar jalan seharusnya jatahnya pejalan kaki.
Pantauan di lapangan, sejumlah pedagang hewan kurban memilih berjualan di trotoar kawasan Johar Baru. Mereka mendirikan sejumlah tenda, trotoar juga tampak kotor dengan tanah.
"Saya tidak setuju dengan trotoar dijadikan tempat dagang hewan kurban. Kasihan pejalan kaki jadi tidak bisa lewat sehingga harus berjalan di atas jalan raya dan ini sangat berbahaya," ucap salah satu dari warga, Ahmad, Senin 3 Juni 2024.
Ahmad mengatakan seharusnya pihak kecamatan dan kelurahan bisa memberikan lahan bagi pejalan kaki hewan kurban. Jangan trotoar dijadikan tempat dagang kambing dan sapi.
"Dagang di atas trotoar itu jadi kotor. Baru kotoran hewan kurban juga sangat mengganggu warga," ungkapnya.
Warga lainnya, Adit Pratama mengeluhkan tidak tegasnya pemerintah dalam menegakkan peraturan daerah (Perda). Seharusnya pemerintah menyiapkan lokasi tempat dagang hewan kurban sehingga fasilitas umum seperti trotoar tidak 'dibajak'.
"Ini pemerintah tidak tegas dalam menegakkan perda. Trotoar masih bisa dijadikan tempat dagang hewan kurban, harusnya ini tempat pejalan kaki," cetus Adit.
Jakarta: Pejalan kaki di Jalan Kramat Jaya Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat mengeluhkan trotoar berubah jadi tempat dagang
hewan kurban. Trotoar jalan seharusnya jatahnya pejalan kaki.
Pantauan di lapangan, sejumlah pedagang hewan kurban memilih berjualan di trotoar kawasan Johar Baru. Mereka mendirikan sejumlah tenda, trotoar juga tampak kotor dengan tanah.
"Saya tidak setuju dengan trotoar dijadikan tempat dagang hewan kurban. Kasihan pejalan kaki jadi tidak bisa lewat sehingga harus berjalan di atas jalan raya dan ini sangat berbahaya," ucap salah satu dari warga, Ahmad, Senin 3 Juni 2024.
Ahmad mengatakan seharusnya pihak kecamatan dan kelurahan bisa memberikan lahan bagi pejalan kaki
hewan kurban. Jangan trotoar dijadikan tempat dagang kambing dan sapi.
"Dagang di atas trotoar itu jadi kotor. Baru kotoran hewan kurban juga sangat mengganggu warga," ungkapnya.
Warga lainnya, Adit Pratama mengeluhkan tidak tegasnya pemerintah dalam menegakkan peraturan daerah (Perda). Seharusnya pemerintah menyiapkan lokasi tempat dagang hewan kurban sehingga fasilitas umum seperti trotoar tidak 'dibajak'.
"Ini pemerintah tidak tegas dalam menegakkan perda. Trotoar masih bisa dijadikan tempat dagang hewan kurban, harusnya ini tempat pejalan kaki," cetus Adit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
