medcom.id, Jakarta: Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, dinilai sudah tidak layak djadikan terminal. Selain sempit, lokasi bekas aksi bom bunuh diri itu sangat semerawut.
Warga pengguna angkutan umum, Ibrahim, mengatakan, Terminal Kampung Melayu seharusnya direlokasi atau dihapuskan. "Bagusnya jangan ada angkot yang ngetem di sini. Jadi fungsinya seperti halte saja. tempat menurunkan dan menaikkan penumpang," kata Ibrahim di lokasi, Selasa 30 Mei 2017.
Ibrahim sepakat jika lahan Terminal Kampung Melayu dijadikan taman kota. Selain menambah ruang terbuka hijau, bisa menambah estetika Kampung Melayu yang saat ini terkesan gersang.
Hal serupa diungkapkan tukang ojek yang biasa mangkal di Terminal Kampung Melayu. Menurutnya, cukup halte TransJakarta yang dipertahankan. Sebab, selama ini terminal tak berjalan sebagaimana mestinya.
"Ya kebanyakan angkot yang ngetem nungguin penumpang. Jalnya juga rusak, kalau hujan becek," katanya.
Pantauan Metrotvnews.com, Terminal Kampung Melayu hanya dipenuhi angkot. Berjejer puluhan angkot M01 dan M16 berwarna biru ditinggal sopirnya. Mereka parkir di lokasi yang bersebelahan dengan halte TransJakarta.
Warga sekitar, Aminah, mengatakan, tidak banyak penumpang yang naik angkot. Tiap angkot hanya mengangkut 2 sampai 3 penumpnag, bahkan ada yang berangkat dalam keadaan kosong lantaran tak ada penumpang. "Ya warga mungkin mikir lebih enak naik busway," katanya.
Anggota Dishub Jakarta Timur, Ismail, mengatakan, ia dan anak buahnya giat mengatur wilayah itu. Keruwetan memang ada, namun ia mengklaim selalu berhasil mengantisipasinya. "Ya namanya sopir, ruwet juga ada. Kucing-kucingan juga, tapi kalau ada petugas, dia rapi," kata Ismail.
Ismail mengatakan, pihaknya selalu melakukan ada evaluasi bertahap terkait fasilitas di terminal. Seperti keamanan, kebersihan dan pelayanan publik lainnya.
Fungsi terminal Kampung Melayu menjadi sorotan setelah insiden bom bunuh diri. Ada dugaan salah satu pelaku lolos akibat kesemrawutan di sana.
medcom.id, Jakarta: Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, dinilai sudah tidak layak djadikan terminal. Selain sempit, lokasi bekas aksi bom bunuh diri itu sangat semerawut.
Warga pengguna angkutan umum, Ibrahim, mengatakan, Terminal Kampung Melayu seharusnya direlokasi atau dihapuskan. "Bagusnya jangan ada angkot yang ngetem di sini. Jadi fungsinya seperti halte saja. tempat menurunkan dan menaikkan penumpang," kata Ibrahim di lokasi, Selasa 30 Mei 2017.
Ibrahim sepakat jika lahan Terminal Kampung Melayu dijadikan taman kota. Selain menambah ruang terbuka hijau, bisa menambah estetika Kampung Melayu yang saat ini terkesan gersang.
Hal serupa diungkapkan tukang ojek yang biasa mangkal di Terminal Kampung Melayu. Menurutnya, cukup halte TransJakarta yang dipertahankan. Sebab, selama ini terminal tak berjalan sebagaimana mestinya.
"Ya kebanyakan angkot yang ngetem nungguin penumpang. Jalnya juga rusak, kalau hujan becek," katanya.
Pantauan
Metrotvnews.com, Terminal Kampung Melayu hanya dipenuhi angkot. Berjejer puluhan angkot M01 dan M16 berwarna biru ditinggal sopirnya. Mereka parkir di lokasi yang bersebelahan dengan halte TransJakarta.
Warga sekitar, Aminah, mengatakan, tidak banyak penumpang yang naik angkot. Tiap angkot hanya mengangkut 2 sampai 3 penumpnag, bahkan ada yang berangkat dalam keadaan kosong lantaran tak ada penumpang. "Ya warga mungkin mikir lebih enak naik busway," katanya.
Anggota Dishub Jakarta Timur, Ismail, mengatakan, ia dan anak buahnya giat mengatur wilayah itu. Keruwetan memang ada, namun ia mengklaim selalu berhasil mengantisipasinya. "Ya namanya sopir, ruwet juga ada. Kucing-kucingan juga, tapi kalau ada petugas, dia rapi," kata Ismail.
Ismail mengatakan, pihaknya selalu melakukan ada evaluasi bertahap terkait fasilitas di terminal. Seperti keamanan, kebersihan dan pelayanan publik lainnya.
Fungsi terminal Kampung Melayu menjadi sorotan setelah insiden bom bunuh diri. Ada dugaan salah satu pelaku lolos akibat kesemrawutan di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)
