medcom.id, Jakarta: Permasalahan tiang pondasi yang masih belum dibayar PT Jakarta Monorail (JM) kepada PT Adhi Karya, menciptakan masalah baru. Ada pihak yang menyewakan tiang tersebut menjadi papan iklan.
Direktur Utama PT Jakarta Monorail, Jhon Aryananda, membantah JM menerima pemasukan dari iklan itu. Jhon menyebutkan, pemasukan iklan masih mengalir ke investor yang lama, yakni PT Adhi Karya.
Jhon menjelaskan, tiang-tiang yang berada di sepanjang kawasan Senayan dan Kuningan itu, mulai digunakan untuk iklan saat Jakarta menjadi tuan rumah SEA Games pada November 2011. Akan tetapi, PT JM tidak menerima lagi pemasukan, setelah diambil alih oleh Ortus Holdings.
"Sejak Ortus take over Juni 2013, kita (JM) tidak pernah menerima income dari pengelolaan iklan. Jadi, adanya fee dari 2011 untuk keperluan SEA Games, dibayarkan ke PT Pariwara. Itu sebelum take over," kata Jhon di Balai kota Jakarta, Rabu (5/3).
Menurut dia, sesuai dengan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2012, status kepemilikan tiang-tiang monorel masih menjadi hak PT Adhi Karya.
"Setelah take over, tiang-tiang itu masih jadi milik Adhi Karya sesuai dengan peraturan pengadilan. Sebagai pemillik baru per Juni 2013, itu bukan dalam kuasa legal kita untuk mengelola iklan," paparnya.
Saat ini, belum ada kejelasan mengenai pembayaran harga tiang. Pasalnya, PT JM dan Adhi Karya belum menemukan kata sepakat mengenai angka yang harus dibayarkan. Adhi meminta Ortus melunasi pembayaran tiang mencapai Rp193 miliar, yang didasari penilaian Kantor Jasa Penilai Publik swasta.
Sementara Ortus mengklaim, biaya yang harus mereka bayarkan hanya sebesar Rp130 miliar, yang menggunakan dasar penilaian BPKP tahun 2010. Saat ini, konflik tersebut sedang ditengahi oleh BPKP Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Permasalahan tiang pondasi yang masih belum dibayar PT Jakarta Monorail (JM) kepada PT Adhi Karya, menciptakan masalah baru. Ada pihak yang menyewakan tiang tersebut menjadi papan iklan.
Direktur Utama PT Jakarta Monorail, Jhon Aryananda, membantah JM menerima pemasukan dari iklan itu. Jhon menyebutkan, pemasukan iklan masih mengalir ke investor yang lama, yakni PT Adhi Karya.
Jhon menjelaskan, tiang-tiang yang berada di sepanjang kawasan Senayan dan Kuningan itu, mulai digunakan untuk iklan saat Jakarta menjadi tuan rumah SEA Games pada November 2011. Akan tetapi, PT JM tidak menerima lagi pemasukan, setelah diambil alih oleh Ortus Holdings.
"Sejak Ortus take over Juni 2013, kita (JM) tidak pernah menerima income dari pengelolaan iklan. Jadi, adanya fee dari 2011 untuk keperluan SEA Games, dibayarkan ke PT Pariwara. Itu sebelum take over," kata Jhon di Balai kota Jakarta, Rabu (5/3).
Menurut dia, sesuai dengan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2012, status kepemilikan tiang-tiang monorel masih menjadi hak PT Adhi Karya.
"Setelah take over, tiang-tiang itu masih jadi milik Adhi Karya sesuai dengan peraturan pengadilan. Sebagai pemillik baru per Juni 2013, itu bukan dalam kuasa legal kita untuk mengelola iklan," paparnya.
Saat ini, belum ada kejelasan mengenai pembayaran harga tiang. Pasalnya, PT JM dan Adhi Karya belum menemukan kata sepakat mengenai angka yang harus dibayarkan. Adhi meminta Ortus melunasi pembayaran tiang mencapai Rp193 miliar, yang didasari penilaian Kantor Jasa Penilai Publik swasta.
Sementara Ortus mengklaim, biaya yang harus mereka bayarkan hanya sebesar Rp130 miliar, yang menggunakan dasar penilaian BPKP tahun 2010. Saat ini, konflik tersebut sedang ditengahi oleh BPKP Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(BOB)
