medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki ` Ahok` Tjahaja Purnama belum ingin memasukkan kebudayaan Betawi dalam kurikulum sekolah. Pasalnya, kebudayaan asal Si Pitung itu sudah ada dalam muatan lokal.
"Kan sudah ada di muatan lokal," kata Ahok usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu tak ingin ada cerita rakyat Betawi yang diprotes karena kandungannya tidak sesuai untuk anak-anak. Contohnya, cerita rakyat Juragan Boing dalam buku pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) yang berisi tentang percintaan.
"Hanya cerita itu yang diprotes orang, lainnya tidak. Itu yang mesti diubah. Kalau aslinya begitu gimana? Kaya palang pintu gimana? Budaya memang lebih baik aslinya," ujarnya.
Ahok menyarankan, pendidikan kebudayaan Betawi yang dimasukkan ke kurikulum hanya cerita tokohnya. "Kalau mau murni cerita mesti kita gali dulu supaya tidak terjadi kesimpangsiuran," ujarnya.
Sebelumnya, DPRD DKI telah mengesahkan Perda tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi dalam rapat paripurna yang dilakukan siang ini. Perda itu terdiri dari 10 Bab dan 49 pasal.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki ` Ahok` Tjahaja Purnama belum ingin memasukkan kebudayaan Betawi dalam kurikulum sekolah. Pasalnya, kebudayaan asal Si Pitung itu sudah ada dalam muatan lokal.
"Kan sudah ada di muatan lokal," kata Ahok usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu tak ingin ada cerita rakyat Betawi yang diprotes karena kandungannya tidak sesuai untuk anak-anak. Contohnya, cerita rakyat Juragan Boing dalam buku pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) yang berisi tentang percintaan.
"Hanya cerita itu yang diprotes orang, lainnya tidak. Itu yang mesti diubah. Kalau aslinya begitu gimana? Kaya palang pintu gimana? Budaya memang lebih baik aslinya," ujarnya.
Ahok menyarankan, pendidikan kebudayaan Betawi yang dimasukkan ke kurikulum hanya cerita tokohnya. "Kalau mau murni cerita mesti kita gali dulu supaya tidak terjadi kesimpangsiuran," ujarnya.
Sebelumnya, DPRD DKI telah mengesahkan Perda tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi dalam rapat paripurna yang dilakukan siang ini. Perda itu terdiri dari 10 Bab dan 49 pasal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
