medcom.id, Jakarta: Tawuran pelajar SMA semakin marak. Terakhir, satu siswa SMA 109 Jakarta Andi Audi Pratama tewas akibat tawuran pelajar dengan SMA 60 Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menilai, tawuran pelajar ini terjadi karena lemahnya pengawasan baik dari pihak orang tua maupun sekolah.
"Guru kalau sudah habis jam mengajar ya sudah selesai, enggak ada pengawasan dan pendidikan lagi. Maka harus diperbesar porsi didiknya. Yang jelas peran orang tua sangat dibutuhkan, mereka harus peduli dengan anaknya. Kalau tidak bisa bertatap muka karena sibuk, pakai saja media sosial," ujar Rikwanto dalam program Bincang Pagi Metro Tv, Kamis (20/11/2014).
Dalam kesempatan yang sama, pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan orang tua harus menjadi teman bagi anaknya. Meski sibuk dan dipisahkan dengan jarak yang jauh karena berbeda tempat, mereka harus tahu kegiatan anak.
"Dengan menjadi teman anaknya. Anaknya punya Twitter, Facebook, Path, mereka juga sebaiknya punya, supaya tahu apa yang dilakukan anaknya meski jaraknya cukup jauh," terang Nukman.
Lebih lanjut dia menuturkan, orang tua harus jadi teman bicara (mengobrol) yang baik untuk anaknya. "Yang penting anak enggak merasa diawasi tapi jadi teman mengobrol. Gunakan saja bahasa santai, kita juga perlu mengobrol dengan teman anak di media juga, enggak ada batas," tukasnya.
medcom.id, Jakarta: Tawuran pelajar SMA semakin marak. Terakhir, satu siswa SMA 109 Jakarta Andi Audi Pratama tewas akibat tawuran pelajar dengan SMA 60 Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menilai, tawuran pelajar ini terjadi karena lemahnya pengawasan baik dari pihak orang tua maupun sekolah.
"Guru kalau sudah habis jam mengajar ya sudah selesai, enggak ada pengawasan dan pendidikan lagi. Maka harus diperbesar porsi didiknya. Yang jelas peran orang tua sangat dibutuhkan, mereka harus peduli dengan anaknya. Kalau tidak bisa bertatap muka karena sibuk, pakai saja media sosial," ujar Rikwanto dalam program Bincang Pagi
Metro Tv, Kamis (20/11/2014).
Dalam kesempatan yang sama, pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan orang tua harus menjadi teman bagi anaknya. Meski sibuk dan dipisahkan dengan jarak yang jauh karena berbeda tempat, mereka harus tahu kegiatan anak.
"Dengan menjadi teman anaknya. Anaknya punya Twitter, Facebook, Path, mereka juga sebaiknya punya, supaya tahu apa yang dilakukan anaknya meski jaraknya cukup jauh," terang Nukman.
Lebih lanjut dia menuturkan, orang tua harus jadi teman bicara (mengobrol) yang baik untuk anaknya. "Yang penting anak enggak merasa diawasi tapi jadi teman mengobrol. Gunakan saja bahasa santai, kita juga perlu mengobrol dengan teman anak di media juga, enggak ada batas," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)
