Terus Regenerasi, Pergerakan Jamaah Islamiyah Dibidik Densus 88

Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 mengantisipasi ancaman kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok yang memiliki paham jihad dengan kekerasan ini terus berganti wajah dan merekrut masyarakat umum. "Ke depan, mereka akan terus-menerus melakukan regenerasi dan aksi teror pun akan terus berjalan. Ini perlu intervensi," ujar Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Komisaris Besar (Kombes) MD Shodiq pada webinar bertajuk 'Al Jamaah Al Islamiyah Dahulu, Kini, dan di Masa Mendatang,' Selasa, 12 Oktober 2021. Menurut dia, Densus 88 belum bisa mengintervensi regenerasi kelompok teroris JI. Alhasil, regenerasi Jamaah Islamiyah patut diwaspadai. Baca: Kemenag: Rekrutmen NII di Garut Melalui Pengajian Shodiq menjelaskan sebelum melaksanakan jihad global, Jamaah Islamiyah terlebih dahulu membuat pelatihan. Aksi itu bisa dilakukan di sekolah atau kamp-kamp di seluruh Indonesia. Di sisi lain, Shodiq mengatakan persebaran anggota JI telah menurun. Hal itu terjadi usai salah satu tokoh Jamaah Islamiyah, Abu Rusydan, ditangkap. Aparat penegak hukum telah menangkap dan memproses hukum 876 pelaku teror dari kelompok Jamaah Islamiyah. Secara keseluruhan, 2.914 pelaku teror sudah melalui proses hukum. “Perlu kita ketahui, saat ini ada enam ribu-tujuh ribu anggota JI di seluruh Indonesia,” kata Shodiq. Ia bersyukur Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi UU. UU itu memungkinkan Densus 88 menindak pihak-pihak yang memiliki niat dan rencana teror. “Inilah yang menguntungkan. Bahwa kita bisa segera mengambil langkah sebelum mereka berbuat,” ungkap Shodiq.