Jakarta: Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen (Purn) Chairawan K. Nusyiwan ngotot memperkarakan Majalah Tempo ke Bareskrim Polri. Kali ini, ia menyurati Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Idham Azis.
"Iya bikin surat (laporan) ke Kabareskrim, tembusan Kapolri, Kadivpropam dan DPR," kata Chairawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Juli 2019.
Chairawan masih merasa tak puas dengan penyelesaian polemiknya dengan majalah Tempo di Dewan Pers. Ia masih berkukuh membawa Majalah Tempo ke ranah hukum. "Kurang lebih mengajukan, di Dewan Pers itu hanya kode etik saja. Ini kan masalah pidananya," ucap Chairawan.
Dia menjelaskan transkip pembicaraan yang dipakai Majalah Tempo didalam tulisan bersifat tidak resmi. Menurut dia, bila tak dilaporkan, kejadian tersebut dapat berulang.
"Kalau enggak dilaporkan begitu nanti orang terus-terusan seperti itu. Membuat berita-berita dianggap itu benar, padahal salah," katanya.
Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 memuat berita terkait kerusuhan 21-22 Mei. Di dalam tulisannya disebutkan adanya keterlibatan Tim Mawar saat aksi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu. Tim Mawar juga pernah terlibat dalam aksi penculikan aktivis pada 1998.
Nama salah satu eks anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid, ada dalam pemberitaan Tim Mawar dan Rusuh Sarinah. Dia merupakan anak buah Prabowo Subianto.
Dia melakukan beberapa pertemuan untuk membahas rencana aksi demo berujung ricuh. Pertemuan dilakukan di Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Kertanegara, Jakarta Pusat dan di Hotel dekat Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Masalah ini sudah dilaporkan ke Dewan Pers. Dalam putusannya, Dewan Pers meminta majalah Tempo meminta maaf dan memberikan hak jawab pada Chairawan.
Jakarta: Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen (Purn) Chairawan K. Nusyiwan ngotot memperkarakan Majalah Tempo ke Bareskrim Polri. Kali ini, ia menyurati Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Idham Azis.
"Iya bikin surat (laporan) ke Kabareskrim, tembusan Kapolri, Kadivpropam dan DPR," kata Chairawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Juli 2019.
Chairawan masih merasa tak puas dengan penyelesaian polemiknya dengan majalah Tempo di Dewan Pers. Ia masih berkukuh membawa Majalah Tempo ke ranah hukum. "Kurang lebih mengajukan, di Dewan Pers itu hanya kode etik saja. Ini kan masalah pidananya," ucap Chairawan.
Dia menjelaskan transkip pembicaraan yang dipakai Majalah Tempo didalam tulisan bersifat tidak resmi. Menurut dia, bila tak dilaporkan, kejadian tersebut dapat berulang.
"Kalau enggak dilaporkan begitu nanti orang terus-terusan seperti itu. Membuat berita-berita dianggap itu benar, padahal salah," katanya.
Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 memuat berita terkait kerusuhan 21-22 Mei. Di dalam tulisannya disebutkan adanya keterlibatan Tim Mawar saat aksi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu. Tim Mawar juga pernah terlibat dalam aksi penculikan aktivis pada 1998.
Nama salah satu eks anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid, ada dalam pemberitaan Tim Mawar dan Rusuh Sarinah. Dia merupakan anak buah Prabowo Subianto.
Dia melakukan beberapa pertemuan untuk membahas rencana aksi demo berujung ricuh. Pertemuan dilakukan di Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Kertanegara, Jakarta Pusat dan di Hotel dekat Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Masalah ini sudah dilaporkan ke Dewan Pers. Dalam putusannya, Dewan Pers meminta majalah Tempo meminta maaf dan memberikan hak jawab pada Chairawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
