Jakarta: Polri menggandeng pihak luar negeri dalam upaya menangkap pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di tingkat atas atau penerima korban di negara tujuan. Pelaku yang ditangkap polisi saat ini baru pencari dan pengirim korban pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri.
"Terkait dengan beberapa pengungkapan TPPO khususnya ada hal yang menyangkut perekrutan atau layer di atasnya yang berada di luar negeri khususnya kita yang saat ini banyak terjadi di Kamboja, Sri Lanka, Malaysia, Arab Saudi. Tentu saja ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita lebih lanjut terkait yang di sana untuk berkoordinasi," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Rabu, 28 Juni 2023.
Menurut Djuhandhani, hal ini sudah pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kegiatan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Negara-negara Asia Tenggara telah memusatkan perhatian pada kasus TPPO untuk diselesaikan bersama.
"Terkait pidana yang berkaitan dengan itu kita tetap berkoordinasi melalui Interpol Divhubinter, kemudian berkoordinasi lebih lanjut dengan masing-masing negara," ungkap Djuhandhani.
Djuhandhani mengatakan setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda dalam penerapan proses tindak pidana terhadap pelaku pelanggar hukum. Topik ini disebut sudah menjadi pembicaraan pada pertemuan Penegak Hukum negara ASEAN atau Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC) ke-23, di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Selasa, 20 Juni 2023.
"Ini juga menjadi pembicaraan kita dengan rekan-rekan kepolisian yang bergabung dalam SOMTC," ucap jenderal bintang satu itu.
Total sudah 642 tersangka TPPO ditangkap Polri. Ratusan tersangka diringkus atas penyelidikan dan penyidikan 553 kasus. Sebanyak 1.826 korban berhasil diselamatkan dalam ratusan kasus tersebut.
Data ini akumulasi dari pengungkapan pada 5-27 Juni 2023. Polri terus mengembangkan kasus perdagangan orang yang meresahkan masyarakat itu.
Jakarta:
Polri menggandeng pihak luar negeri dalam upaya menangkap pelaku
tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di tingkat atas atau penerima korban di negara tujuan. Pelaku yang ditangkap polisi saat ini baru pencari dan pengirim korban pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri.
"Terkait dengan beberapa pengungkapan TPPO khususnya ada hal yang menyangkut perekrutan atau layer di atasnya yang berada di luar negeri khususnya kita yang saat ini banyak terjadi di Kamboja, Sri Lanka, Malaysia, Arab Saudi. Tentu saja ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita lebih lanjut terkait yang di sana untuk berkoordinasi," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Rabu, 28 Juni 2023.
Menurut Djuhandhani, hal ini sudah pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kegiatan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Negara-negara Asia Tenggara telah memusatkan perhatian pada kasus TPPO untuk diselesaikan bersama.
"Terkait pidana yang berkaitan dengan itu kita tetap berkoordinasi melalui Interpol Divhubinter, kemudian berkoordinasi lebih lanjut dengan masing-masing negara," ungkap Djuhandhani.
Djuhandhani mengatakan setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda dalam penerapan proses tindak pidana terhadap pelaku pelanggar hukum. Topik ini disebut sudah menjadi pembicaraan pada pertemuan Penegak Hukum negara ASEAN atau Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC) ke-23, di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Selasa, 20 Juni 2023.
"Ini juga menjadi pembicaraan kita dengan rekan-rekan kepolisian yang bergabung dalam SOMTC," ucap jenderal bintang satu itu.
Total sudah 642 tersangka TPPO ditangkap Polri. Ratusan tersangka diringkus atas penyelidikan dan penyidikan 553 kasus. Sebanyak 1.826 korban berhasil diselamatkan dalam ratusan kasus tersebut.
Data ini akumulasi dari pengungkapan pada 5-27 Juni 2023. Polri terus mengembangkan kasus perdagangan orang yang meresahkan masyarakat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)
