Jakarta: Seluruh pihak, termasuk penegak hukum, diminta memasang mata terhadap kekerasan seksual di Indonesia. Sebab, tindak pidana itu telah menjadi momok, merujuk jumlah kasus pada 2023.
"Saat ini Indonesia mengalami darurat kekerasan seksual. Yang mana jumlah kasus kekerasan seksual bertambah sebesar 14,02 persen pada 2023," kata peserta didik Sespimti Polri Dikreg ke-33 Dr Jean Calvijn Simanjuntak, dalam keterangan yang dikutip Kamis, 29 Agustus 2024.
Hal tersebut diungkap Jean Calvijn dalam orasi ilmiah, bertajuk 'Strategi Penguatan Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Seksual'. Orasi itu sebagai rangkaian Kegiatan Penutupan Pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-33 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-64 T.A 2024.
Menurut Jean Calvijn, situasi terkait hal ini menjadi darurat, karena sasaran kekerasan seksual. Dia melihat tindakan pidana itu kerap menimpa kelompok rentan.
"Dan kelompok yang rentan menjadi sasaran adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, penyandang disabilitas, dan perempuan," ujar Jean.
Jean Calvijn merekomendasikan beberapa hal untuk mengantisipasi situasi ini. Antara lain, membentuk Tim Terpadu Kekerasan Seksual Indonesia (AKSI).
Kemudian, menyusun SKB Penegakan Hukum Terpadu TPKS, menyusun SKB Perlindungan dan Pemulihan Korban TPKS. Selanjutnya, membuat sistem pengawasan dan pelayanan terpadu (IMSS).
Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, sepakat dengan Jean. Menurut dia, jajaran peserta didik mesti berani mengusut tindak pidana.
"Terlebih tindak pidana seksual, yang mana masih banyak terjadi di sekitar kita," ujar dia.
Untuk diketahui, seluruh peserta didik Sespimti Polri Dikreg ke-33 dan Peserta Didik Sespimmen Polri Dikreg ke-64 T.A 2024, telah menghasilkan 43.641 produk dan kegiatan literasi.
Jakarta: Seluruh pihak, termasuk penegak hukum, diminta memasang mata terhadap
kekerasan seksual di Indonesia. Sebab, tindak pidana itu telah menjadi momok, merujuk jumlah kasus pada 2023.
"Saat ini Indonesia mengalami darurat kekerasan seksual. Yang mana jumlah kasus kekerasan seksual bertambah sebesar 14,02 persen pada 2023," kata peserta didik Sespimti
Polri Dikreg ke-33 Dr Jean Calvijn Simanjuntak, dalam keterangan yang dikutip Kamis, 29 Agustus 2024.
Hal tersebut diungkap Jean Calvijn dalam orasi ilmiah, bertajuk 'Strategi Penguatan Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Seksual'. Orasi itu sebagai rangkaian Kegiatan Penutupan Pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-33 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-64 T.A 2024.
Menurut Jean Calvijn, situasi terkait hal ini menjadi darurat, karena sasaran kekerasan seksual. Dia melihat tindakan pidana itu kerap menimpa kelompok rentan.
"Dan kelompok yang rentan menjadi sasaran adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, penyandang disabilitas, dan perempuan," ujar Jean.
Jean Calvijn merekomendasikan beberapa hal untuk mengantisipasi situasi ini. Antara lain, membentuk Tim Terpadu Kekerasan Seksual Indonesia (AKSI).
Kemudian, menyusun SKB Penegakan Hukum Terpadu TPKS, menyusun SKB Perlindungan dan Pemulihan Korban TPKS. Selanjutnya, membuat sistem pengawasan dan pelayanan terpadu (IMSS).
Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, sepakat dengan Jean. Menurut dia, jajaran peserta didik mesti berani mengusut tindak pidana.
"Terlebih tindak pidana seksual, yang mana masih banyak terjadi di sekitar kita," ujar dia.
Untuk diketahui, seluruh peserta didik Sespimti Polri Dikreg ke-33 dan Peserta Didik Sespimmen Polri Dikreg ke-64 T.A 2024, telah menghasilkan 43.641 produk dan kegiatan literasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
