medcom.id, Jakarta: Polisi memulangkan lima warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap saat penggeregekan kejahatan siber jaringan internasional di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Lima orang yang sempat ditahan itu dipastikan tidak terlibat dalam penipuan siber.
"Itu ada yang kami amankan, pembantu cuci pakaian, membantu masak, bersih-bersih rumah, kemudian kalau Sabtu-Minggu kan ada waktu weekend ada yang sopirin orang-orang asing ini mutar-mutar kotanya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa 1 Agustus 2017.
Sementara itu, untuk 148 warga negara asing yang ditangkap, polisi sudah menyurati Imigrasi untuk segera mendeportasi mereka. Mereka bakal menjalankan proses hukum di Tiongkok.
"Kita akan berkoordinasi (dengan Imigrasi) berkaitan dengan orang asing ini," ungkap Argo.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Siber Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran menyampaikan, ratusan warga asal Tiongkok direkrut untuk menjalankan kejahatan siber. Mereka mendapatkan gaji Rp40 juta per bulan.
"Mereka kerja untuk menjadi operator telekomunikasi," ungkap Fadil di Polda Metro Jaya, Senin kemarin.
Baca: ?Polri Amankan 27 Warga Tiongkok Kejahatan Siber
Fadil menyampaikan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepolisian Tiongkok, keuntungan dari para pelaku selama menjalankan aksinya di Indonesia hampir mencapai Rp6 triliun. Calon korban yang disasar sindikat adalah pejabat negara dan pimpinan perusahaan swasta di Tiongkok.
Mereka akan mencari data pelanggaran hukum para pejabat. Lalu, pelaku melancarkan aksinya dengan meneror para pejabat setempat dengan berpura-pura sebagai aparat penegak hukum.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/gNQlgR5K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Polisi memulangkan lima warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap saat penggeregekan kejahatan siber jaringan internasional di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Lima orang yang sempat ditahan itu dipastikan tidak terlibat dalam penipuan siber.
"Itu ada yang kami amankan, pembantu cuci pakaian, membantu masak, bersih-bersih rumah, kemudian kalau Sabtu-Minggu kan ada waktu
weekend ada yang sopirin orang-orang asing ini mutar-mutar kotanya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa 1 Agustus 2017.
Sementara itu, untuk 148 warga negara asing yang ditangkap, polisi sudah menyurati Imigrasi untuk segera mendeportasi mereka. Mereka bakal menjalankan proses hukum di Tiongkok.
"Kita akan berkoordinasi (dengan Imigrasi) berkaitan dengan orang asing ini," ungkap Argo.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Siber Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran menyampaikan, ratusan warga asal Tiongkok direkrut untuk menjalankan kejahatan siber. Mereka mendapatkan gaji Rp40 juta per bulan.
"Mereka kerja untuk menjadi operator telekomunikasi," ungkap Fadil di Polda Metro Jaya, Senin kemarin.
Baca: ?Polri Amankan 27 Warga Tiongkok Kejahatan Siber
Fadil menyampaikan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepolisian Tiongkok, keuntungan dari para pelaku selama menjalankan aksinya di Indonesia hampir mencapai Rp6 triliun. Calon korban yang disasar sindikat adalah pejabat negara dan pimpinan perusahaan swasta di Tiongkok.
Mereka akan mencari data pelanggaran hukum para pejabat. Lalu, pelaku melancarkan aksinya dengan meneror para pejabat setempat dengan berpura-pura sebagai aparat penegak hukum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
