medcom.id, Jakarta: Keberadaan apoteker di sejumlah apotek di Indonesia dinilai minim. Hal ini membuat pelayanan dan pengawasan obat-obatan terhadap pasien menjadi terganggu.
Mantan Sekjen Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) Ridho Muhammad Sakti mengatakan, apoteker seharusnya dapat bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Sebab, keberadaan apoteker tersebut diperlukan guna memastikan keberlangsungan hidup pasien.
Bentuk tanggung jawab tersebut seperti, adanya apoteker yang terus berada di apotek, melayani konseling obat, monitoring pasien dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.
"Jadi selama ini kita temui banyak sekali apoteker yang tidak ada di apotek. Maka itu kita serukan tatap, (tutup) apotek tanpa apoteker," kata Ridho kepada Metrotvnews.com di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).
Mantan Sekjen Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) Ridho Muhammad Sakti (kanan) saat aksi Hari Apoteker se-Dunia di acara Car Free Day, Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli
Ridho mengatakan, pihaknya meminta masyarakat segera melaporkan bila menemukan adanya apoteker yang tidak berada di apotek. Sebab, Ismafarsi dan Ikatan Apoteker Seluruh Indonesia saat ini telah memiliki forum 'lapor apoteker nakal'.
"Apabila apoteker ini tidak stay di apotek, tidak melakukan pelayanan kefarmasian dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien, silahkan lapor kepada Ismafarsi, ikatan apoteker seluruh Indonesia," kata dia.
Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) melakukan aksi Hari Apoteker se-Dunia di acara Car Free Day, Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli
Ridho pun mengklaim sejauh ini sudah banyak laporan yang masuk soal apoteker yang tidak berada di apotek. Tapi, belum ada laporan yang ditindaklanjutin oleh Ismafarsi dan Ikatan Apoteker Seluruh Indonesia.
Ridho juga belum bisa menyebutkan angka pasti jumlah pelaporan dan dari mana saja asal laporan tersebut. "Kalau laporan yang masuk sudah banyak tapi belum kita tindakblanjuti," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Keberadaan apoteker di sejumlah apotek di Indonesia dinilai minim. Hal ini membuat pelayanan dan pengawasan obat-obatan terhadap pasien menjadi terganggu.
Mantan Sekjen Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) Ridho Muhammad Sakti mengatakan, apoteker seharusnya dapat bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Sebab, keberadaan apoteker tersebut diperlukan guna memastikan keberlangsungan hidup pasien.
Bentuk tanggung jawab tersebut seperti, adanya apoteker yang terus berada di apotek, melayani konseling obat, monitoring pasien dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.
"Jadi selama ini kita temui banyak sekali apoteker yang tidak ada di apotek. Maka itu kita serukan tatap, (tutup) apotek tanpa apoteker," kata Ridho kepada
Metrotvnews.com di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).
Mantan Sekjen Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) Ridho Muhammad Sakti (kanan) saat aksi Hari Apoteker se-Dunia di acara Car Free Day, Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli
Ridho mengatakan, pihaknya meminta masyarakat segera melaporkan bila menemukan adanya apoteker yang tidak berada di apotek. Sebab, Ismafarsi dan Ikatan Apoteker Seluruh Indonesia saat ini telah memiliki forum 'lapor apoteker nakal'.
"Apabila apoteker ini tidak stay di apotek, tidak melakukan pelayanan kefarmasian dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien, silahkan lapor kepada Ismafarsi, ikatan apoteker seluruh Indonesia," kata dia.
Ikatan Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) melakukan aksi Hari Apoteker se-Dunia di acara Car Free Day, Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli
Ridho pun mengklaim sejauh ini sudah banyak laporan yang masuk soal apoteker yang tidak berada di apotek. Tapi, belum ada laporan yang ditindaklanjutin oleh Ismafarsi dan Ikatan Apoteker Seluruh Indonesia.
Ridho juga belum bisa menyebutkan angka pasti jumlah pelaporan dan dari mana saja asal laporan tersebut. "Kalau laporan yang masuk sudah banyak tapi belum kita tindakblanjuti," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
