Kasus Wanita Menerobos Istana, Densus: Tak Ada Peningkatan Eskalasi Ancaman Terorisme

Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan Indonesia masih aman dari ancaman tindak pidana terorisme. Ancaman teror mulai dikhawatirkan buntut penangkapan Siti Elina, wanita berpistol menerobos Istana Negara, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. "Enggak masalah, enggak ada peningkatan eskalasi ancaman," kata Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Jumat, 28 Oktober 2022. Dia menyebut masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Dia meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan. "Saya kira kegiatan masyarakat harusnya berlangsung aman, damai, tentram," ujar Aswin. Namun, Aswin tak membeberkan sebaran wilayah rawan pelaku teror. Hanya saja, dia mengatakan Densus masih terus menelusuri. Termasuk melacak jaringan teror Siti Elina maupun motif perempuan bercadar itu coba menerobos Istana Negara. Total ada tiga tersangka dalam kasus ini. Siti Elina dan Bahrul Ulum, 37, yang merupakan suami Siti Elina. Bahrul menjadi tersangka karena berbaiat kepada Negara Islam Indonesia (NII) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Tersangka ketiga adalah JM, guru Siti Elina. Dia lah orang yang mendoktrin Siti Elina dalam melakukan aksi terorisme. JM juga berbaiat ke NII dan HTI. Ketiga tersangka masih diperiksa intensif penyidik Densus. Pemeriksaan dilakukan di Polda Metro Jaya. Peristiwa percobaan penerobosan Istana Negara itu terjadi pada Selasa pagi, 25 Oktober 2022. Siti Elina membawa pistol jenis FN, tas hitam berisi kitab suci, dompet warna pink, dan handphone.