medcom.id,Jakarta: Kejaksaan menilai pelarian tersangka La Nyalla Mahmud Mattalitti di Singapura tidak akan berlangsung lama. Indikasi tersebut menyusul pencabutan sanksi pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
La Nyalla yang menjabat Ketua Umum PSSI itu kini dalam posisi dilematis. Tersangka harus pulang untuk mengurus seluruh kebutuhan organisasi PSSI pascapencabutan sanksi, sementara di sisi lain kehadirannya di Tanah Air justru tengah dinanti Kejaksaan.
Sebab, La Nyalla merupakan buron Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk dua kasus sekaligus. Pertama, tersangka selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim terbukti menyelewengkan dana hibah dari pemerintah daerah setempat untuk pembelian IPO Bank Jatim tahun 2012 sebesar Rp5,3 miliar.
Dia juga tersandung perkara dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang masih terkait dana hibah Pemprov Jatim kurun 2011-2014. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp1,3 miliar.
"Kami tunggu saja nanti, ya kuat-kuatan sampai kapan dia akan berada di luar terus," kata Jaksa Agung Muhammad Prasetyo kepada Media Indonesia, Jumat (20/5/2016).
Prasetyo tidak mau berkometar lebih jauh menyangkut persoalan tersangka di PSSI. Menurutnya, fokus utama Kejaksaan adalah menuntaskan perkara serta melakukan eksekusi.
"Kami sudah minta bantuan Polri. Pertama, diterbitkan DPO (daftar pencarian orang), kemudian Polri memasukannya dalam red notice. Kalau sudah seperti itu kan urusannya Interpol."
Berdasarkan informasi intelijen, imbuh dia, La Nyalla mampu bertahan hidup di Singapura meski pemerintah telah membekukan paspor serta memblokir rekeningnya.
"Karena mungkin banyak duit sehingga masih bisa jalan-jalan di sana. Ada saja (kerabat tersangka) yang antar uang ke sana," tandasnya.
medcom.id,Jakarta: Kejaksaan menilai pelarian tersangka La Nyalla Mahmud Mattalitti di Singapura tidak akan berlangsung lama. Indikasi tersebut menyusul pencabutan sanksi pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
La Nyalla yang menjabat Ketua Umum PSSI itu kini dalam posisi dilematis. Tersangka harus pulang untuk mengurus seluruh kebutuhan organisasi PSSI pascapencabutan sanksi, sementara di sisi lain kehadirannya di Tanah Air justru tengah dinanti Kejaksaan.
Sebab, La Nyalla merupakan buron Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk dua kasus sekaligus. Pertama, tersangka selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim terbukti menyelewengkan dana hibah dari pemerintah daerah setempat untuk pembelian IPO Bank Jatim tahun 2012 sebesar Rp5,3 miliar.
Dia juga tersandung perkara dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang masih terkait dana hibah Pemprov Jatim kurun 2011-2014. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp1,3 miliar.
"Kami tunggu saja nanti, ya kuat-kuatan sampai kapan dia akan berada di luar terus," kata Jaksa Agung Muhammad Prasetyo kepada
Media Indonesia, Jumat (20/5/2016).
Prasetyo tidak mau berkometar lebih jauh menyangkut persoalan tersangka di PSSI. Menurutnya, fokus utama Kejaksaan adalah menuntaskan perkara serta melakukan eksekusi.
"Kami sudah minta bantuan Polri. Pertama, diterbitkan DPO (daftar pencarian orang), kemudian Polri memasukannya dalam red notice. Kalau sudah seperti itu kan urusannya Interpol."
Berdasarkan informasi intelijen, imbuh dia, La Nyalla mampu bertahan hidup di Singapura meski pemerintah telah membekukan paspor serta memblokir rekeningnya.
"Karena mungkin banyak duit sehingga masih bisa jalan-jalan di sana. Ada saja (kerabat tersangka) yang antar uang ke sana," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
