medcom.id, Jakarta: Bekas Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino diperiksa sekira 2 jam sejak pukul 08.55 WIB. Dalam jangka waktu itu, Lino mengaku hanya menandatangani berkas berita acara pemeriksaan (BAP).
Pria berusia 62 tahun ini mengatakan dirinya meneken BAP keterangannya sebagai saksi beberapa waktu lalu. "Cuma teken-teken (BAP) saja kok," kata Lino di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).
Dia menambahkan, tetap akan bersikap kooperatif dengan penegak hukum. Ia pun bersedia jika kembali dipanggil untuk dimintakan keterangannya dalam kasus ini.
"Pokoknya saya kalau dipanggil, saya datang," ucap dia.
Senada dengan Lino, kuasa hukumnya, Fredrich Yunadi, mengatakan kliennya tidak harus menjawab pertanyaan apapun di ruang sidik. Menurutnya, Direktur Utama PT Pelindo II sejak 2009 hingga 2015 ini hanya melengkapi beberapa BAP hasil empat kali pemeriksaan.
"BAP yang sebelumnya kan ada yang belum diparaf. Enggak ada pertanyaan sama sekali," kata Fredrich.
Total dengan hari ini, Lino sudah lima kali diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II Ferialdy Nurlan.
Pada pemeriksaan sebelumnya, Lino dicecar perihal harta kekayaan dan rekening pribadinya. Lino yakin tidak ada masalah dalam rekening miliknya.
Diketahui, penyidik Bareskrim Polri menemukan ada kejanggalan dalam pembelian 10 mobile crane di PT Pelindo II. Berdasarkan penelusuran tim penyelidik diketahui harga satuan mobile crane sesuai spesifikasi barang yang dibeli Pelindo II sekira Rp2,4 miliar.
Artinya, jika membeli 10 unit taksiran harganya senilai Rp24 miliar. Sementara dalam realisasinya, perusahaan pengelola pelabuhan pelat merah ini menganggarkan Rp45,5 miliar.
medcom.id, Jakarta: Bekas Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino diperiksa sekira 2 jam sejak pukul 08.55 WIB. Dalam jangka waktu itu, Lino mengaku hanya menandatangani berkas berita acara pemeriksaan (BAP).
Pria berusia 62 tahun ini mengatakan dirinya meneken BAP keterangannya sebagai saksi beberapa waktu lalu. "Cuma teken-teken (BAP) saja kok," kata Lino di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).
Dia menambahkan, tetap akan bersikap kooperatif dengan penegak hukum. Ia pun bersedia jika kembali dipanggil untuk dimintakan keterangannya dalam kasus ini.
"Pokoknya saya kalau dipanggil, saya datang," ucap dia.
Senada dengan Lino, kuasa hukumnya, Fredrich Yunadi, mengatakan kliennya tidak harus menjawab pertanyaan apapun di ruang sidik. Menurutnya, Direktur Utama PT Pelindo II sejak 2009 hingga 2015 ini hanya melengkapi beberapa BAP hasil empat kali pemeriksaan.
"BAP yang sebelumnya kan ada yang belum diparaf. Enggak ada pertanyaan sama sekali," kata Fredrich.
Total dengan hari ini, Lino sudah lima kali diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II Ferialdy Nurlan.
Pada pemeriksaan sebelumnya, Lino dicecar perihal harta kekayaan dan rekening pribadinya. Lino yakin tidak ada masalah dalam rekening miliknya.
Diketahui, penyidik Bareskrim Polri menemukan ada kejanggalan dalam pembelian 10 mobile crane di PT Pelindo II. Berdasarkan penelusuran tim penyelidik diketahui harga satuan mobile crane sesuai spesifikasi barang yang dibeli Pelindo II sekira Rp2,4 miliar.
Artinya, jika membeli 10 unit taksiran harganya senilai Rp24 miliar. Sementara dalam realisasinya, perusahaan pengelola pelabuhan pelat merah ini menganggarkan Rp45,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)
