Jakarta: Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron meminta lulusan perguruan tinggi tak hanya mengejar gelar. Namun, harus memiliki integritas tinggi.
"Jangan hanya mengejar pendidikan untuk mendapat gelar sarjana, master, atau doktor saja agar mendapat pekerjaan. Yang penting adalah menjadi lulusan yang memiliki integritas kuat," kata Ghufron di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 2 September 2022.
Ghufron menuturkan integritas merupakan sebuah pedoman hidup agar para mahasiswa bisa menempatkan diri sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Integritas penting mencegah perilaku korupsi.
"Bisa menahan hawa nafsu melakukan tindak pidana korupsi ketika suatu saat nanti kita duduk di atas kursi nyaman dan ruangan dingin di dalam gedung-gedung bertingkat," ujar Ghufron.
Dia menilai perlunya sinergitas seluruh civitas akademika untuk menanamkan integritas. Mulai dari kebijakan yang dibuat rektor, kompetensi dosen, hingga proses rekrutmen mahasiswa yang bersih dari tindak pidana korupsi.
"Jadi bagaimana mungkin kita bermimpi Indonesia adil makmur tanpa ada korupsi kalau kita tidak pernah menanam tapi berharap memanennya. Bagaimana mungkin kita berharap memanen padi kalau tidak pernah menabur benihnya sejak dini," ucap Ghufron.
Jakarta: Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Nurul Ghufron meminta lulusan perguruan tinggi tak hanya mengejar gelar. Namun, harus memiliki integritas tinggi.
"Jangan hanya mengejar pendidikan untuk mendapat gelar sarjana, master, atau doktor saja agar mendapat pekerjaan. Yang penting adalah menjadi lulusan yang memiliki
integritas kuat," kata Ghufron di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 2 September 2022.
Ghufron menuturkan integritas merupakan sebuah pedoman hidup agar para mahasiswa bisa menempatkan diri sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Integritas penting mencegah perilaku korupsi.
"Bisa menahan hawa nafsu melakukan tindak
pidana korupsi ketika suatu saat nanti kita duduk di atas kursi nyaman dan ruangan dingin di dalam gedung-gedung bertingkat," ujar Ghufron.
Dia menilai perlunya sinergitas seluruh civitas akademika untuk menanamkan integritas. Mulai dari kebijakan yang dibuat rektor, kompetensi dosen, hingga proses rekrutmen mahasiswa yang bersih dari tindak pidana korupsi.
"Jadi bagaimana mungkin kita bermimpi Indonesia adil makmur tanpa ada korupsi kalau kita tidak pernah menanam tapi berharap memanennya. Bagaimana mungkin kita berharap memanen padi kalau tidak pernah menabur benihnya sejak dini," ucap Ghufron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
