3 Terduga Pelaku Pembakaran Gedung DPRD Gowa Ditangkap

medcom.id, Jakarta: Kepolisian terus mengusut kasus pembakaran gedung DPRD Gowa, Sulawesi Selatan. Tiga terduga pelaku pembakaran ditangkap. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan masih memeriksa tiga orang yang diduga sebagai pelaku perusakan gedung DPRD. Namun, polisi belum menyimpulkan keterlibatan tiga orang itu. "Masih diperiksa, kami punya waktu 24 jam. Besok kita umumkan status tiga orang ini, kalau buktinya kuat, jadi tersangka," beber Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2016). Selain pemeriksaan, Boy mengaku polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi juga memberikan pengamanan ketat di Sulawesi Selatan. Jenderal bintang dua itu menyebut, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Anton Charliyan juga sudah bertemu dan berdialog dengan Raja ke-37 Gowa Andi Maddusila Andi Idjo. Dalam pertemuan itu, Anton dan Raja Andi Idjo sepakat untuk menenangkan pihak yang berseteru. "Diajak berdialog oleh Kapolda, diharapkan tidak terprovokasi, tidak melakukan aksi yang merugikan semua pihak," ucap dia. Meski melakukan dialog, Boy menegaskan polisi tetap akan melakukan penegakan hukum. Saat ini, polisi masih memburu pelaku lain yang diduga terlibat dalam aksi perusakan tersebut. "Proses hukum tetap berjalan, identifikasi para pelaku sudah diketahui, tapi petugas belum berhasil (menangkap). Kami sarankan mereka serahkan diri," tegas dia. Sebelumnya, pasukan Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan, yang menggelar unjuk rasa mengamuk dan membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat pada Senin kemarin. Awalnya, unjuk rasa berjalan lancar. Namun, pasukan Kerajaan langsung menyerang masuk ke dalam kantor DPRD setelah sebuah lemparan batu yang bersumber dari dalam kantor DPRD. Peristiwa ini merupakan buntut dari kisruh Kerajaan Gowa setelah pihak pemerintah daerah (pemda) setempat mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Lembaga Adat Daerah (LAD) yang mengatur bahwa bupati menggantikan kedudukan raja Gowa, meski bupati tak memiliki garis keturunan raja Gowa.